Selasa, 26 Juli 2016

Pelepasan Praktikan

Jumat, 22 Juli 2016
Euro Management Indonesia
Menteng, Jakarta Pusat - Indonesia

Pelepasan Praktikan Asal Prancis a.n. Shayma Nabaoui dari Université De Strasbourg, jurusan Appplied Foreign Language untuk Program Magang Mahasiswa Prancis ke-17, dari Bulan Mei sampai Juli 2016.

Selama dua bulan ini, Praktikan asal Prancis, Shayma Nabaoui telah banyak berkontribusi untuk Euro Management Indonesia dalam menyiapkan calon pemimpin bangsa Indonesia, di antaranya mengajar bahasa Prancis dengan teknik pengajaran Interkultural dan memperkenalkan budaya Prancis.







Studium Generale - Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Jerman

Jumat, 22 Juli 2016
Euro Management Indonesia
Jl. RP. Soeroso No.6 Menteng
Jakarta Pusat - Indonesia

Sebanyak 150 siswa PPS S1 Jerman, angkatan 13 grup Leibniz dan PPS S1 Prancis, angkatan 10 grup Leibniz mengikuti kegiatan Studium Generale.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dilanjutkan dengan yelling untuk membakar semangat. Pemaparan umum dari narasumber dan tanya-jawab menambah hidup suasana kegiatan.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Jerman, Dr. rer. nat. Ahmad Saufi turut hadir dan menjadi narasumber dalam kegiatan ini.

Beliau memaparkan dengan lugas mengenai fungsi dan tugas atase pendidikan, menjelaskan dengan rinci keadaan Eropa saat ini, memberikan arahan, dukungan dan motivasi kepada para siswa agar semakin siap kuliah di luar negeri.

Getar semangat nasionalis dan kesungguhan siswa untuk belajar demi kejayaan Indonesia diucapkan di depan Atase Pendidikan Jerman dalam Sumpah dan Ikrar Mahasiswa/i Indonesia.

150 calon pemimpin bangsa yang merupakan siswa PPS S1 Jerman dan Prancis melakukan foto bersama dengan Atase Pendidikan Jerman dan Presiden Direktur & CEO Euro Management Indonesia.










Kunjungan TPL & Alumni PPS S1 Jerman

Kamis, 21 Juli 2016
Euro Management Indonesia
Jl. RP. Soeroso No.6 Menteng
Jakarta Pusat - Indonesia

Kunjungan pendamping lapangan kota Koethen dan alumni PPS S1 Jerman, angkatan 10 grup Fraunhoffen, tahun 2013-2014, a.n.:
1. Soraya Prisilia
Mahasiswa Semester 2, Jurusan Ilmu Politik, Universitas Regensburg, Jerman
2. Masiga Buana Juli Chrissy
- Mahasiswa Semester 8, Jurusan Teknik Mesin, HS Anhalt, Jerman.
- Pendamping Lapangan Kota Koethen, Jerman
- Ketua PPI Koethen Anhalt

Para alumni bertemu langsung dengan Presdir & CEO Euro Management Indonesia untuk silaturahmi dan berbagi informasi terbaru mengenai studi mereka.

Mereka juga bertemu dengan adik-adik kelasnya siswa/i PPS S1 Jerman, Angkatan 13 grup Leibniz, tahun 2016-2017 bertujuan untuk berbagi pengalaman studi serta organisasi di Jerman dan memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar dan mempersiapkan diri studi di Jerman.







PENANDATANGAN MoU - 424 Aviation

Kamis, 21 Juli 2016
Euro Management Indonesia
Jl. RP. Soeroso No.6 Menteng
Jakarta pusat - Indonesia

Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara:

1. Euro Management Indonesia yg diwakili oleh Bapak Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA selaku President Director & CEO Euro Management Indonesia
2. Flight Training Academy 424 Aviation yang diwakili oleh Mr. Saham Mehta selaku CEO Flight Training Academy 424 Aviation Miami, Florida, Amerika Serikat.

Penandatangan MoU bertujuan untuk menjalin kerjasama pengiriman mahasiswa/i Euro Management Indonesia untuk belajar menjadi Pilot Profesional di 424 Aviation, Miami, Florida, Amerika Serikat.
 
 








LUNCH MEETING

Rabu, 20 Juli 2016
Vietopia Restorant
Jl. Cikini Raya No.33
Jakarta pusat - Indonesia

Konsolidasi internal dan makan siang bersama President Director & CEO Euro Management Indonesia, Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA dengan:
1. Dr.Phil. Andreas Winkler
Pengajar Matematika Landesstudienkolleg Sachsen Anhalt, Dessau, Jerman
2. Shayma Nabaoui
Praktikan dari Universite de Strasbourg, Prancis, jurusan Applied Foreign Language
Konsolidasi internal dalam agenda makan siang ini dilanjutkan dengan obrolan santai yang menghasilkan banyak hal, diantaranya: Memperbanyak link kerjasama Euro Management Indonesia dengan Praktikan dari berbagai negara maju dunia, Studienkolleg di Jerman dan Universitas di Prancis serta mempererat kerjasama dengan berbagai pihak yang selama ini telah terjalin.



PENANDATANGAN MoU - ICMI

Rabu, 20 Juli 2016
Euro Management Indonesia
Menteng - Jakarta pusat, Indonesia
Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara:

1. Euro Management Indonesia yg diwakili oleh Bapak Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA selaku President Director & CEO Euro Management Indonesia dengan
2. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang diwakili oleh Bapak Andi Irman selaku Ketua Pokja Media Center ICMI.
Penandatangan MoU bertujuan untuk menjalin kerjasama sharing berbagai Informasi & pemberitaan serta berbagai layanan program Euro Management Indonesia di website icmi.or.id Sehingga memberikan kemudahan kepada masyarakat luas dalam mengakses informasi terkait manfaat & kualitas Kuliah di berbagai negara maju di dunia.



Rabu, 20 Juli 2016
Euro Management Indonesia
Menteng - Jakarta pusat, Indonesia
Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara:

1. Euro Management Indonesia yg diwakili oleh Bapak Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA selaku President Director & CEO Euro Management Indonesia dengan
2. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang diwakili oleh Bapak Andi Irman selaku Ketua Pokja Media Center ICMI.
Penandatangan MoU bertujuan untuk menjalin kerjasama sharing berbagai Informasi & pemberitaan serta berbagai layanan program Euro Management Indonesia di website icmi.or.id Sehingga memberikan kemudahan kepada masyarakat luas dalam mengakses informasi terkait manfaat & kualitas Kuliah di berbagai negara maju di dunia.



Kunjungan Alumni PPS S1 Prancis

Selasa, 19 Juli 2016
Euro Management Indonesia
Jl. RP. Soeroso No.6 Menteng
Jakarta Pusat - Indonesia


Kunjungan alumni PPS S1 Prancis, angkatan 9 grup Descartes, tahun 2015-2016, a.n.:
1. Sheilla Regina Geraldine Piri, mahasiswa Jurusan Cuisine di Cordon Bleu, Paris
2. I Putu Kresnanda Hrisikesa, mahasiswa Jurusan Fashion Design di Ecole de la Chambre Syndicale de la Couture Parisien, Paris
3. Ganendra Andiwardhana, Jurusan Science de la Terre, Université de Lorraine, Nancy.
4. Faishal Afif, Jurusan Aéronautique di Université Paul Sabatier de Toulouse 3
5. Faishal Arif, Jurusan Science pour l'Ingénieur di Université de Franche-Comté, Besançon

Para alumni bertemu dengan Presdir & CEO Euro Management Indonesia untuk silaturahmi dan berbagi informasi terbaru mengenai studi mereka. Selain itu mereka juga bertemu dengan siswa PPS S1 Prancis, Angkatan 10 grup Coubertin, tahun 2016-2017 bertujuan untuk berbagi pengalaman studi dan memotivasi siswa untuk semangat belajar.











Senin, 25 Juli 2016

IABIE



IABIE dan Global Brain Circulation,
Solusi mendasar dan tuntas
terkait kasus ikatan dinas anggota IABIE

Oleh : Bimo Joga Sasongko  - STAID 1 USA
Bakal Calon Ketua Umum IABIE
Periode 2016-2019
Sinergi Positif untuk Negeri

            Dalam konteks berbangsa, IABIE adalah SDM yang dipersiapkan oleh negara melalui Prof.DR.BJ.Habibie yang waktu itu sebagai Menristek. Para anggota IABIE pada saat ini tetap eksis berkarya dan berinovasi untuk bangsa. Mereka telah menemukan jalan masing-masing untuk memberikan kompetensinya kepada negeri ini.
            Ada sebagian dari anggota IABIE yang statusnya masih dianggap “bermasalah” dengan varian sebagai berikut; pertama mereka meninggalkan instansi atau BUMN sebelum habis masa ikatan dinasnya. Seperti termaktub dalam perjanjian ikatan dinas, masa kerja mereka mestinya berlaku 2N+1. N adalah masa pemberian bea siswa atau masa studi mereka yang dibiayai oleh negara. Varian kedua adalah mereka tidak pernah kembali ke tanah air bekerja pada instansi atau BUMN yang sesuai dalam perjanjian ikatan dinas.
            Kondisi politik pasca gerakan reformasi 1998 dan tekanan pihak luar negeri terkait dengan “penghentian” atau pengurangan kapasitas secara drastis program pengembangan Iptek dan transformasi industri strategis nasional, menyebabkan lembaga Ristek (BPPT, LIPI, BATAN, LAPAN) dan BUMNIS (PT DI, PAL, INTI, INKA dan lain-lain) menjadi stagnan dan menghentikan proyeknya, akibatnya kapasitas produksi dan SDM banyak yang mengalami idle. Terjadi kevakuman yang luar biasa dan menyebabkan karyawan disorientasi dan masing-masing mencari jalan keluar untuk mempertahankan kompetensi dan hajat hidupnya.
            Pengurus IABIE mendatang perlu totalitas mencari solusi untuk bisa “memutihkan” status di atas sehingga anggota IABIE tidak memikul lagi beban sejarah yang tidak perlu. Pengurus IABIE mendatang sebaiknya membuat tim advokasi dalam kerangka rekonsiliasi terhadap varian pertama dan kedua di atas lalu menjelaskan secara tertulis dan bertemu langsung terhadap pihak yang terkait. Perlu membuat model dan format bagi mereka yang masih menyandang varian pertama dan kedua agar masing-masing bisa clear dan memiliki pegangan kuat jika ada pihak formal dan informal yang mengungkit statusnya.
Pengamatan dan kajian saya sebagai Sekjen IABIE terkait dengan masalah di atas adalah bahwa secara politis dan kebijakan pimpinan bangsa sebenanya sudah clear. Seperti yang pernah diutarakan oleh Presiden RI ketiga, bahwa pada intinya terkait dengan varian pertama dan kedua  bisa dipahami karena mereka sebagian besar masih terkait dengan aspek global brain circulation yang sangat penting bagi kehidupan dan daya saing bangsa. Mereka masih berkarya di dalam negeri ataupun di luar negeri yang langsung ataupun tidak langsung masih menyokong kemajuan bangsa. Untuk itulah perlu menuliskan peran masing-masing yang terkait dengan aspek global brain circulation tersebut. Dalam sebuah format dan artikel populer yang bisa dibaca dan dipahami oleh masyarakat dan pemerintah.
            Dengan demikian status sebagai “pelarian” tidak perlu lagi disandang dan telah terjadi rekonsiliasi nasional secara elegan. Ini tentunya membutuhkan pendekatan yang intensif oleh Pengurus IABIE mendatang. Perlu seni negosiasi dan diplomasi politis yang didukung oleh kekuatan media untuk bisa memutihkan status dalam varian pertama dan kedua. Selama ini yang masih memegang “buntut” persoalan status varian pertama dan kedua adalah eselon dua kebawah yang notabene kurang memahami arti penting global brain circulation dan pengembangan SDM kelas dunia.
Bahkan saya mendengar masih terjadi semacam intimidasi dari oknum birokrasi terhadap penyandang varian pertama dan kedua dengan cara melayangkan surat ancaman ataupun gertakan yang mirip dengan debt collector. Padahal masalah ini jelas sama sekali bukan kasus perdata, tetapi adalah semacam force majore atau kondisi darurat yang diluar kekuasaan individu bahkan diluar kemampuan pemerintah sekalipun.
            Jika dikaji secara mendalam, keputusan para penempuh varian pertama dan kedua justru mengatasi brain drain yang dialami oleh bangsa Indonesia. Dalam berbagai kasus, justru para penempuh varian pertama semakin menguntungkan negara dan memberikan nilai tambah berganda. Hal ini bisa ditujukkan seperti gambaran di bawah, yang mungkin bisa dijadikan referensi format bagi yang lain. Ada contoh yang bagus dari salah satu anggota IABIE dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan inisial NDH yang memiliki portofolio kompetensi global brain circulation yang jika dihitung secara empiris sangat menguntungkan bagi bangsa dan negara terkait dengan kiprahnya saat ini setelah “terpaksa” meninggalkan PT DI. Dalam gambaran singkat di bawah sosok IABIEer tersebut bisa menjadi contoh model untuk rekonsiliasi dan menuntaskan sandungan status anggota IABIE.

Pendekatan model NDH untuk Format Rekonsiliasi :
            Ada yang berpendapat bahwa SDM Teknologi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sejak krisis ekonomi mengalami brain drain dalam bentuk keluarnya SDM yang memiliki kompetensi tinggi, khususnya yang dari BSLN hingga kepentingan bangsa menjadi dirugikan.
Namun, menurut kajian saya yang terjadi pada para SDM Teknologi tersebut, utamanya yang langsung dipersiapkan oleh Pak Habibie dengan jalan beasiswa ikatan dinas dan magang di industri dan pusat riset pesawat terbang terkemuka di dunia sebenarnya adalah upaya survival agar kompetensinya terus berkembang.
Pada prinsipnya SDM Teknologi baik lulusan perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, baik yang masih bekerja langsung di lingkungan PT DI, maupun yang telah berada di luar, kiprah keduanya sejajar dalam hal pengabdian untuk mengembangkan teknologi sebagai solusi berbagai bidang di negeri ini. Dan sewaktu-waktu mereka juga bisa menyumbangkan pikirannya.
Mereka itu  menempuh jalan dengan  menggunakan  prinsip global  brain circulation seperti premis yang dikemukan oleh Paul Krugman penerima hadiah Nobel bidang Ekonomi. Mereka itu juga telah menjadikan kompetensi atau pengalaman sewaktu berkerja di PT DI dahulu sebagai modal penting untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa atau bisnisnya. Hal itu tidak mengherankan karena teknologi pesawat terbang (atau bisa juga teknologi yang digeluti oleh yang lain) bisa mengkait dan diaplikasikan ke industri lainnya atau menjadi problem solving untuk berbagai kehidupan di negeri ini. Karena teknologi pesawat terbang mengalami perbaikan yang terus menerus, berkembang setiap detik dan sangat memperhatikan kerja detail karena melibatkan ratusan ribu komponen yang harus terintegrasi menjadi suatu produk.
            Salah satu contoh adalah NDH, sosok versatilis dan inovator yang telah menciptakan sederet karya yang antara lain membuat sistem informasi Pemilu agar demokratisasi di negeri ini berlangsung lebih baik. Juga menciptakan berbagai aplikasi untuk memperbaiki tatakelola pemerintahan dan bisnis. Dan masih ada beberapa karyanya lagi yang bisa menjadi solusi bagi persaingan bangsa ini ke depan. Sepak terjang NDH tersebut bagi saya tidak mengherankan lagi. Karena dirinya pernah menangani beberapa program PT DI. Antara lain dalam proyek pesawat N-2130. Khususnya di bidang SIDINA (Sistem Digital Terintegrasi Nusantara) yang merupakan sistem untuk proses Re-Engineering berbasis Advanced CAD/CAM/CAE Technology dalam rancang bangun pesawat terbang.
            Pengalaman NDH yang merancang SIDINA hingga melakukan kajian terhadap hal serupa di Boeing dan industri pesawat terbang terkemuka, telah menginspirasi dirinya untuk melakukaan inovasi di bidang sistem informasi non-pesawat terbang seperti sistem e-Government, e-Democracy, e-Education, e-Broadcasting, dan sebagainya.
Perjalanan suatu bangsa sangat membutuhkan solusi multidisiplin dan multiplatform namun tetap sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi. Disinilah Gartner mendefinisikan versatilis sebagai sosok yang memiliki pengalaman, kemampuan menjalankan berbagai tugas yang beragam dan multidisiplin (versatile). Hal itu sekaligus untuk menciptakan pengetahuan baru, inovasi, kompetensi dan keterkaitan (context) yang kaya dan padu guna mendorong perbaikan tatakelola dan nilai bisnis. Menurut pendapat saya para anggota IABIE sebagian besar telah menjadi versatilis yakni seorang spesialis yang berpikir dan berwawasan luas, inovator yang mengerti tentang pengembangana tata kelola pemerintahan dan korporasi.
Jika saya terpilih menjadi Ketua IABIE maka saya bertekad bulat untuk menuntaskan persoalan yang selama ini menyandera sebagian anggota IABIE. Langkah pertama saaya adalah dengan membuat format, mekanisme dan identifikasi dari masing-masing anggota IABIE yang bermasalah dengan ikatan dinas. Kegiatan advokasi tersebut juga disertai dengan lobi yang sehat serta memberi gambaran yang obyektif kepada pemerintah.

Sekian dan terimakasih.
Jakarta 25 Juli 2016
Bimo Joga Sasongko

Jumat, 22 Juli 2016

Republika - Karakter Bangsa dan Rudy Habibie

Karakter Bangsa dan Rudy Habibie

Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya. Sepotong bait lagu kebangsaan "Indonesia Raya" ini menunjukkan bahwa untuk mewujudkan cita-cita bangsa maka yang pertama dibangun adalah jiwanya, baru kemudian badannya.

Pembangunan jiwa bisa diartikan sebagai pembangunan karakter bangsa atau dalam istilah Bung Karno disebut sebagai national character building. Setelah pembangunan karakter ditentukan, baru kemudian pembangunan fisik dilakukan secara semesta dengan wahana yang tepat serta didukung segenap SDM unggul berdaya saing global.

Pembangunan karakter merupakan megaproyek bagi bangsa-bangsa yang ingin maju dan berdaya saing tinggi. Apa pun dan berapa pun harganya akan ditempuh demi keberhasilan pembangunan karakter bangsa.

Salah satu bangsa yang getol membangun karakter bangsanya adalah Singapura. Pembangunan karakternya menekankan pada rekayasa mentalitas dan etos kerja di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew. Rekayasa ini dilandasi ajaran Konfusianisme yang diaktualisasikan dengan kemajuan zaman.

Megaproyek pembangunan karakter bangsa Singapura dimulai sejak 1970-an. Hal ini dilakukan dengan mendatangkan beberapa pakar dari seluruh dunia untuk mengimplementasikan ajaran Konfusius kepada para siswa sekolah dan mahasiswa.

Salah satu pakar Konfusius yang direkrut Lee adalah Profesor Tu Weiming, guru besar yang mengajar sejarah dan filsafat Cina di Harvard University. Profesor Tu ditugasi untuk mengajarkan etika Konfusius bagi siswa sekolah dan mahasiswa. Etika tersebut merupakan mata pelajaran wajib sebagai pendidikan karakter dan pemompa etos kerja.

Sistem pendidikan nasional di Indonesia hingga kini belum mampu membentuk karakter manusia Indonesia yang sesuai tantangan zaman. Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter unggul berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya yang ditandai dengan nilai-nilai, seperti punya kepercayaan diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, inovatif, dan mandiri.

Bung Karno pernah menyatakan, seusai perjuangan fisik menumbangkan kolonialisme dan imperialisme, bangsa Indonesia memasuki tahap perjuangan baru, yakni menyelenggarakan masyarakat adil dan makmur. Untuk itu, harus dibangun karakter bangsa dan mendirikan sekolah-sekolah teknik di seluruh Indonesia.

Ribuan putra-putri Indonesia lulusan SMA dikirim belajar di luar negeri, terutama ke Eropa Timur dan Uni Soviet. Mereka disebut Mahid (Mahasiswa Ikatan Dinas). Dalam pidato pelepasan Mahid, Bung Karno berpesan agar mereka belajar sebaik-baiknya dan harus kembali ke Tanah Air untuk membangun negeri.

Pembanguan karakter bangsa perlu metode efektif, sehingga bisa diserap dengan baik oleh generasi saat ini. Film Rudy Habibie--sekuel dari Habibie & Ainun--merupakan salah satu metode untuk pembangunan karakter bangsa. Film tersebut mengandung banyak pesan kebangsaan dan nilai perjuangan anak bangsa dalam menggapai cita-cita diri dan bangsanya.

Konten film ini merupakan dialektika dan perjuangan presiden ketiga RI BJ Habibie saat kuliah di RWTH Aachen, Jerman. Saat itu, kehidupan Habibie muda yang biasa dipanggil Rudy dalam kondisi penuh keprihatinan. Di sana, dia tak hanya belajar teknologi penerbangan, tetapi juga mendalami arti cinta, persahabatan, dan mengkaji persoalan bangsanya bersama para mahasiswa Indonesia lain yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Eropa.

Sejak PPI Jerman didirikan pada 1956, sebagai pengurus Rudy memiliki obsesi dan visi pembangunan yang detail. Menurutnya, PPI sebaiknya jangan terlalu berpolitik praktis, tetapi harus mulai menyiapkan wahana bangsa di berbagai bidang, seperti kedirgantaraan, maritim, ketenagalistrikan, dan wahana industrialisasi lainnya. Wahana merupakan sarana dan prasarana yang strategis untuk pembangunan bangsa yang bertumpu kepada prinsip kemandirian.

Film Rudy Habibie terkandung nilai perjuangan anak bangsa yang selalu berusaha menggenggam semangat zaman. Rudy memulai perjuangannya dari Kota Bandung sejak 1950 ketika masih duduk di bangku SMA.

Rudy meninggalkan Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung lalu berjuang keras menjadi mahasiswa RWTH Aachen (Rheinisch Westfalische Technische Hochschule Aachen), perguruan tinggi tertua di Jerman yang didirikan untuk menunjang tahapan revolusi industri di negeri tersebut.

Film Rudy Habibie selain memiliki kisah nan unik juga bisa menjadi motivasi kebangsaan bagaimana membentuk karakter dan menyiapkan wahana bangsa untuk tinggal landas menuju kemajuan dan kemakmuran.

Kini, Rudy oleh sang waktu telah dinobatkan menjadi eyang bagi generasi bangsanya. Sepanjang kariernya, Eyang Habibie telah mempersiapkan berbagai wahana industrialisasi dan pusat iptek serta mencetak ribuan SDM unggul untuk menjalankan berbagai bidang pembangunan.

Jika bangsa Indonesia konsisten menjalankan pengembangan iptek dan melakukan industrialisasi sesuai yang telah digariskan oleh Eyang Habibie dalam strategi dan transformasi, tentunya negeri ini kondisinya sudah setara Korea Selatan dan Cina.

Jika kita menengok sejarah, pada dekade 1970-an sebenarnya Korea Selatan memulai strategi industrialisasi yang mirip Indonesia. Saat itu, kedua negara sedang mencetak SDM teknologi sebanyak-banyaknya untuk menjalankan strategi transformasi teknologi dan industri.

Waktu itu, Indonesia juga memiliki strategi transformasi teknologi dan industri yang dipimpin Menristek BJ Habibie dengan membentuk sembilan wahana industrialisasi nasional serta Pusat Pengembangan Iptek (Puspiptek) di Serpong. Begitu juga dilakukan program pengiriman ribuan lulusan terbaik SMA dari seluruh Tanah Air melalui beasiswa ikatan dinas untuk kuliah di perguruan tinggi terkemuka di negara maju.

Dalam perjalanannya, strategi transformasi di Indonesia menjadi tertinggal dan teralienasi akibat kondisi politik tak menentu. Fenomena ketertinggalan ini, antara lain, terlihat dari kondisi industri elektronika dan telekomunikasi.

Pada era 1970-an sebenarnya Eyang Habibie telah menyiapkan wahana untuk pengembangan jenis industri di atas, yakni PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT Inti), Lembaga Elektronika Nasional (LEN), dan berbagai macam laboratorium serta didukung SDM teknologi lulusan luar negeri yang termasuk ikatan dinas.

Ternyata, kondisi industri nasional kini tertinggal oleh Samsung, kebanggaan bangsa Korsel dan Huawei kebanggaan Cina. Kondisi PT Inti dan LEN yang dulu direncanakan sebagai salah satu wahana tangguh industrialisasi ternyata belum bisa tumbuh semestinya. Akibatnya, pasar industri elektronika dan telekomunikasi di negeri ini didominasi oleh Cina dan Korsel.

Bimo Joga Sasongko
President Director & CEO Euro Management Indonesia, Alumni Aerospace Engineering North Carolina State University Raleigh USA



Bakal Calon Ketua IABIE Periode 2015-2016


Bimo Sasongko selaku calon bakal ketua IABIE periode 2016-2019 mempunyai visi untuk terus terdepan dan inklusif dalam memajukan IPTEK, meningkatkan nilai tambah dan inovasi di tanah air. Dalam mendukung tersebut, Bimo Sasongko juga mempunyai misi  untuk mengembangkan dan memanfaatkan IPTEK  secara optimal dan terus membuat strategi pembangunan nasional.





















Rabu, 20 Juli 2016

Tribun Jabar - Mencetak Generasi Emas



Mencetak Generasi Emas
Oleh: Bimo Joga Sasongko
Alumni SMAN 3 Bandung tahun 1990
President Director & CEO Euro Management Indonesia

Mengantar anak pada hari pertama sekolah memiliki makna dn spirit yang sangat penting. Tahun ajaran baru hendaknya menjadi momentum segenap bangsa untuk mewujudkan generasi emas.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan perlu melakukan transformasi pendidikan menuju peradaban Indonesia yang maju. Sistem pendidikan nasional harus diarahkan untuk memebentuk karakter anak yang unggul dan sesuai dengan tantangan zaman. Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti  “to mark: atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter unggul berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti punya kepercayaan diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, inovatif dan mandiri.

Pembanguan karakter bangsa perlu metode yang efektif. Sehingga bisa diserap dengan baik oleh generasi saat ini. Film Rudy Habibie yang merupakan sekuel dari Habibie & Ainun merupakan salah satu metode untuk pembangunan karakter bangsa. Karena film tersebut mengandung banyak pesan kebangsaan dan nilai perjuangan anak bangsa dalam menggapai cita-cita diri dan bangsanya. 

Konten film Rudy Habibie merupakan contoh kisah nyata bagaimana generasi emas terbentuk pada zamannya. Dalam film ini terkandung nilai perjuangan anak bangsa yang selalu berusaha menggenggam semangat zaman. Habibie muda yang biasa dipanggil Rudy memulai perjuangannya dari kota Bandung sejak 1950 ketika masih duduk di bangku SMA. Terpicu oleh sahabat karibnya di SMAK Dago Bandung yang bernama Lim Keng Kie, Rudy harus meninggalkan Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung lalu berjuang keras menjadi mahasiswa RWTH Aachen (Rheinisch Westfalische Technische Hochschule Aachen). RWTH Aachen merupakan perguruan tinggi yang tertua di Jerman yang didirikan untuk menunjang tahapan revolusi industry di negeri tersebut.

Film Rudy Habibie selain memiliki kisah seru nan unik juga bisa menjadi motivasi kebangsaan bagaimana cara mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul. Sepanjang hayatnya BJ Habibie yang juga sebagai Presiden RI ketiga telah mempersiapkan berbagai wahana industrialisasi dan pusat Iptek serta mencetak ribuan SDM unggul untuk menjalankan berbagai bidang pembangunan.

Begitu detailnya mencetak SDM unggul untuk pembangunan nasional. Ketika menjabat Menteri Riset dan Teknologi, para penerima beasiswa luar negeri (BSLN) maupun beasiswa dalam negeri (BSDN) yang menjadi programnya mendapat perhatian setiap saat. Bahkan Habibie selalu menumbuhkan tanda tangan dan memberikan catatan kaki pada setiap laporan semester dari para mahasiswa anak didiknya. Hal itu merupakan fenomena luar biasa mengingat kesibukan dirinya sebagai seorang menteri yang merangkap puluhan jabatan penting lainnya.

Dengan berbagai cara pembiayaan, Habibie berusaha mencetak generasi emas. Betapa ngototnya Habibie untuk mendapatkan pembiayaan dari APBN hingga pembiayaan dengan caranya yang unik yakni melalui cara offset atau timbale balik bagi perusahaan asing yang mendapatkan proyek di tanah air. Selain offset produksi di dalam negeri, juga dilakukan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan bagi putera-puteri bangsa ke luar negeri.

Sebagai sosok yang memahami budaya dan etos kerja bangsa Jerman, Habibie berusaha sebanyak-banyaknya mencetak SDM Zeitgeist demi terwujudnya tinggal landas bangsa menuju kemajuan. Istilah zeitgeist berasal dari bahasa Jerman yang berarti jiwa dari suatu waktu atau roh zaman. SDM Zeitgeist harus mampu menciptakan nilai tambah yang sebesar-besarnya bagi bangsanya, serta memiliki daya inovasi dan proses kreatif yang tinggi.

Sebelum Google mempopulerkan istilah zeitgeist, para pejuang kemerdekaan RI seperti Ruslan Abdulgani sering menggunakan istilah tersebut untuk menggembleng para pemuda. Semangat revolusi kemerdekaan pada prinsipnya dipompa oleh para tokoh yang mampu mengendalikan semangat zaman. Dalam revolusi digital, istilah zeitgeist dikemukakan oleh Google yang member makna tersendiri sebagai “the general intellectual, moral and cultural climat of an era” atau intelektual, moral dan kultur umum pada suatu era. Dalam mplementasi teknologi informasi, Google menjadikan zeitgeist sebagai perangkat atau navigator yang mampu menjelaskan apa saja yang popular dalam pencarian.

Sebaiknya pemerintahan Presiden Jokowi saat ini mencontoh strategi BJ Habibie dalam membuat perjanjian kontrak pembangunan infrastruktur, pembelian alutsista, hingga pembelian satelit. Semestinya menekankan transfer of technology (ToT) dengan mengirimkan SDM untuk belajar dan magang di luar negeri. Skema offset yang digariskan BJ Habibie mencakup transfer teknologi, coproduction atau produksi bersama di Indonesia untuk komponen dan struktur, serta fasilitas pemeliharaan dan transfer teknologi dengan mendidik SDM.