Sumber : Majalah TRASS, Desember 2007, hal 50 
Euro Management Indonesia adalah 
konsultan pendidikan internasional yang Anda bentuk untuk membantu calon
 mahasiswa-mahasiswi yang berkeinginan kuliah di Eropa, bisa dijelaskan?
Ya, betul Euro Management Indonesia saya siapkan saat
 saya kuliah S2 di Fachhochschule (University of Applied Science) 
Pforzheim, Jerman pada tahun 2002. Saat saya kembali ke Indonesia, 
langsung saya bergerak dengan menyewa kantor kecil, mencetak brosur dan 
langsung saya bagi-bagikan ke SMA-SMA dan tempat lain.
Ini semua terjadi karena saat saya belajar di Jerman, saya merasakan sekali bahwa kuliah disana biayanya tidak besar. Saya berangan-angan nanti kalau pulang ke Indonesia akan membuka konsultan pendidikan internasional yang bisa membantu siswa-siswi yang ingin belajar ke Eropa karena saya tahu persis kondisi di Eropa terutama Jerman. Semua tidak sesuai bayangan saya sebelumnya bahwa sekolah disana biayanya besar dan tidak aman. Untuk itulah saya dirikan Euro Management Indonesia.
Bisa diceritakan pengalaman Anda saat kuliah di Jerman?
Saya mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan S1 
dan S2 di Amerika Serikat dan melanjutkan ke jenjang S2 lagi ke Jerman. 
Dari sinilah saya tahu bahwa kuliah di Jerman benar-benar gratis. Selama
 di Jerman suasananya sangat menyenangkan, Jerman adalah negara kaya 
yang sangat aman. Kita tidak akan menemukan orang miskin dan gelandangan
 disana.
Biaya pendidikan gratis di Jerman berlaku untuk semua tingkat pendidikan. Pemerintah disana membebankan pajak yang tinggi kepada rakyat, hasilnya dikembalikan lagi dalam bentuk pendidikan dan kesehatan gratis. Kalau kita kuliah disana hanya perlu menanggung biaya hidup, jumlahnya lebih kurang sama dengan Indonesia, bahkan bisa lebih kecil dan ringan kalau mahasiswa mau mencari pekerjaan part time yang banyak tersedia disana. Misalnya kalau kita bisa bekerja 20 jam perminggu kita bisa mendapatkan sekitar 200-400 Euro perbulan. Saat liburan selama 3 bulan kita bisa kerja full time 40 jam per minggunya, kita bisa meraih antara 500-1000 Euro perbulan.
Selain itu Universitas di Jerman mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti magang selama program kuliah di berbagai perusahaan Jerman, minimal 2 semester penuh, dengan pendapatan antara 300 hingga 1000 Euro perbulan.
Setelah lulus kuliah dan ingin kembali ke tanah air, para alumnipun biasanya mendapatkan bantuan dari pemerintah Jerman dengan cara mengajukan diri di kantor walikota Jerman 3 bulan sebelum kepulangannya. Bantuan tersebut berupa transport dan tiket pulang senilai maksimal 1000 Euro, buku-buku senilai 100 Euro pertahun, gaji sebesar 200-400 Euro perbulan selama 12-18 bulan, dan bantuan peralatan kerja sebesar 10.000 Euro. Benar-benar menarik kuliah di Jerman.
Masalah keamanan di Jerman bagaimana?
Sikap dunia barat cenderung antipati terhadap Islam 
utamanya sejak peristiwa 9 September 2001, ini tentunya bisa menimbulkan
 ketidaknyamanan bagi warga muslim termasuk para mahasiswa. Namun ini 
semua tidak terjadi di Jerman. Di Jerman banyak warga Turki yang sudah 
membangun masjid, restoran halal dan fasilitas yang dibutuhkan umat 
Islam, bahkan banyak perempuan di Jerman yang berjilbab. Jerman netral 
dan tidak ada masalah dengan umat Islam.
Apa syarat sekolah di Jerman dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk persiapan kuliah di Jerman?
Syarat untuk studi ke Jerman sangat gampang, telah 
lulus SMA dengan nilai rata-rata tidak kurang dari enam, memiliki dana 
yang memadai untuk kepengurusan dokumen keberangkatan dan biaya 
pendidikan untuk kursus bahasa Jerman dan beberapa materi lain. Dengan 
biaya Rp 24,9 juta semua akan diatur oleh Euro Management Indonesia 
seperti konsultasi pendidikan dan universitas di Jerman, legalisir 
dokumen akademik di kedutaan, psikotest, konseling psikologi, motivation
 building, pengurusan dokumen passport, visa studi, workshop pendidikan 
dan lain sebagainya. Program bahasa pun disediakan guna membantu 
siswa-siswi yang hendak belajar bahasa baik Jerman maupun Perancis. 
Biaya yang dibutuhkan hanya 15,9 juta untuk 6 bulan. Memang tidak ada 
jaminan bahwa setiap peserta didik di Euro Management Indonesia akan 
diterima kuliah di Jerman. Tapi tak perlu kuatir, karena syarat 
penerimaan mahasiswa di Jerman itu sangat mudah, karena pada prinsipnya 
di Jerman siapapun boleh mengecap pendidikan. Yang paling penting dapat 
lulus tes dalam bahasa Jerman.
Bagaimana dengan perkembangan Euro Management Indonesia sendiri?
Alhamdulillah sejak tahun pertama 2003 ada 20 
mahasiswa yang mendaftar, 2004 sebanyak 50 orang, tahun 2005 sebanyak 70
 orang, tahun 2006 sebanyak 90 orang, tahun 2007 sebanyak 100 orang, 
2008 sebanyak 100 orang, dan 2009 sebanyak 100 orang yang mendaftar 
untuk kuliah di Jerman dan negara Eropa lainnya. Euro Management 
Indonesia sangat mendapat dukungan penuh dari Menlu RI, Kedutaan 
Indonesia di Jerman, BTC-BPPT, Ekonid, IFFCI, Uni-Eropa, dan berbagai 
pihak dan instansi lainnya. Untuk itu Euro Management Indonesia tidak 
perlu diragukan lagi reputasinya.
Apa pesan Anda terhadap calon mahasiswa yang akan belajar ke Eropa?
Melanjutkan sekolah di Jerman merupakan pilihan ideal
 saat ini. Sekarang masih banyak yang berpikiran kuliah S1 cukup di 
dalam negeri saja. Padahal biaya pendidikan di Jerman itu sangat murah. 
Memang universitas di Jerman biasanya membebankan biaya administrasi 
50-250 Euro, tapi biaya itu adalah untuk pembuatan kartu mahasiswa, 
kartu perpustakaan, kartu diskon yang dapat di pakai di berbagai tempat 
seperti kantin kampus, teater, bioskop dan tempat fitnes. Ada pula 
kampus yang mengutip biaya kuliah, akan tetapi biayanya maksimal 500 
Euro persemester, tapi jangan kuatir banyak universitas di Jerman yang 
tidak mengenakan biaya kuliah. Untuk itu tunggu apalagi, bila Anda 
mempunyai impian melanjutkan kuliah di Jerman atau negara Eropa lainnya 
seperti Perancis hubungi Euro Management Indonesia.
(update by: Linda Tanoto, Mahasiswi London School)
Sumber : Majalah TRASS, Desember 2007, hal 50
Sumber : Majalah TRASS, Desember 2007, hal 50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar