Oleh Bimo Joga Sasongko | Sabtu, 23 Februari 2019
Kebijakan Kepala Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko sempat menimbulkan gejolak
internal. Sebenarnya kebijakan tentang reorganisasi dan redistribusi itu
merupakan pembenahan manajemen internal di LIPI untuk menjadikannya lembaga
ilmu pengetahuan berkelas dunia.
Selain sebagai lembaga
peneliti, LIPI memiliki peran yang sangat strategis bagi masa depan bangsa.
Peran tersebut adalah mengarahkan dan membina generasi milenial bangsa agar
memiliki tradisi ilmiah yang kokoh sejak dini.
Selama ini LIPI juga berusaha
keras untuk menumbuhkan daya inovasi dan proses kreativitas bagi kaum milenial agar menjadi generasi unggul.
Kini generasi milenial
Indonesia menghadapi era disrupsi dan menyongsong revolusi industry 4.0. jangan
sampai sebagian besar kaum milenial hanya menjadi objek produk teknologi dari
luar negeri. LIPI mesti berperan besar agar kaum milenial tidak semakin
kecanduan konsumerisme produk teknologi tanpa berdaya menumbuhkan nilai
tambahnya.
Saatnya LIPI berperan besar
dalam membentuk karakter unggul generasi milenial. Pembangunan karakter
generasi bangsa perlu format atau metode yang efektif. Pembentukan karakter
unggul siswa memerlukan metode dan waktu yang cukup.
Generasi milenial membutuhkan
wahana presentasi diri terkait dengan gagasan dan ide-idenya. Presentasi siswa
tentang ide dan karyanya sejak awal tahun 1980-an telah menjadi perhatian para
guru besar seperti Profesor Andi Hakim Nasution yang setia menjadi dewan juri
Lomba Penelitian Ilmiah Remaja yang diselenggarakan Kemendikbud dan LIPI.
Bahkan Menteri Pendidikan seperti Daoed Joesoef, Nugroho Notosusanto, hingga
Fuad Hasan juga berkenan mengikuti presentasi yang dilakukan oleh para siswa
sekolah menengah. Presentasi seperti telah membuka jalan lahirnya generasi
unggul yang mampu bersaing secara global.
Kepala LIPI saat ini Laksana
Tri Handoko adalah ilmuwan yang memiliki sejarah sebagai aktivis kelompok
ilmiah remaja (KIR) pada era 1980-an. Dia adalah salah satu pemenang lomba
karya ilmiah remaja yang kemudian mendapatkan beasiswa ikatan dinas dari
Menristek BJ Habibie untuk belajar di luar negeri
Daya Saing
Daya saing suatu bangsa
ditentukan oleh sejauh mana para pemuda berkreasi dan berinovasi sesuai dengan
tren dunia. Perlu totalitas dalam membangun ruang kreativitas untuk kaum
milenial. Negeri ini membutuhkan sebanyak-banyaknya tokoh muda inovator untuk
menuju kejayaan bangsa. Inovasi segala macam disiplin ilmu dan keanekaragaman budaya,
baik inovasi tingkat dunia maupun local yang memiliki arti strategis dalam
kehidupan berbangsa.
Sekolah adalah sarana yang
tepat untuk menumbuhkan budaya inovasi. Oleh karena itu, diperlukan strategi
kebudayaan bagi sekolah yang fokus terhadap budaya inovasi. Menumbuhkan budaya
inovasi di kalangan siswa jangan hanya bersifat seremonial. Kegiatan inovatif
sebaiknya dilakukan oleh siswa dalam bentuk yang bervariasi.
Dalam menghadapi persaingan
global yang sangat ketat, diperlukan berbagai right brain training untuk menggenjot daya kreativitas siswa.
Budaya inovasi dengan titik berat proses kreatif dan inovatif sebaiknya menjadi
muatan kurikulum di sekolah.
Pendidikan karakter siswa
memerlukan proses kreatif dan daya inovatif sesuai dengan kondisi kekinian agar
PPK bisa efektif dan tepat sasaran perlu melibatkan LIPI. Hal itu karena
lembaga ini memiliki pengalaman panjang dan konten yang lengkap untuk mencetak
remaja kreatif, inovatif, dan berkepribadian unggul.
Sejak awal tahun 1980-an LIPI telah
melakukan gerakan mengilmiahkan remaja lewat kelompok ilmiah remaja, perkemahan
ilmiah remaja, hingga lomba karya ilmiah remaja (LKIR) dalam berbagai disiplin
ilmu.
Perkemahan ilmiah remaja
merupakan kegiatan pembinaan ilmiah kepada siswa untuk memberikan pemahaman
mendasar mengenai metodologi penelitian ilmiah serta etika penelitian. Kegiatan
ini berupa pemberian materi metodologi penelitian dalam kelas bidang ilmu
pengetahuan alam dan teknik (IPA-Tek) serta imu pengetahuan social.
Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan minat dan kemampuan remaja di bidang ilmu pengetahuan dan
penelitian serta membimbing remaja melaksanakan penelitian ilmiah yang terkait
dengan lingkungan sekitarnya.
Gerakan mengilmiahkan remaja
oleh LIPI selama ini melibatkan guru besar, peniliti senior dan perguruan
tinggi tersebut telah membuahkan karakter remaja yang mencintai ilmu
pengetahuan dan melahirkan pribadi yang ulet dalam bersaing.
LIPI memiliki metode dan
pengalaman untuk mendorong para remaja berani mengeluarkan gagasan cemerlang
lalu melakukan presentasi ilmiah tentang karyanya di depan forum dan public.
Program PPK akan berhasil jika
bisa mencetak pemuda yang santun, cerdas, inspiratif, dan berprestasi. Dalam
dekade terakhir ini ada kegalauan yang luar biasa dari para pemimpin dunia yang
lebih dahulu mengalami kemajuan berkat industrialisasi yang liberal dan
kapitalistik. Negara maju seperti Amerika Serikat sekalipun begitu resah
terkait dengan kualitas dan daya saing para remajanya.
Daya saing suatu bangsa
ditentukan oleh sejauh mana kaum milenial berkreasi dan berinovasi sesuai
dengan tren dunia. Seperti yang tergambar dalam kajian lembaga pendidikan
terkemukan di Amerika yakni Harvard Business, yang menekankan perlu mendorong
daya saing milenial di bidang sistem inovasi dan produksi.
Bimo Joga Sasongko, Ketua
Umum IABIE (Ikatan Alumni Program Habibie)