Oleh Bimo Joga Sasongko
Bangsa ini harus lulus
mewujudkan Indonesia 4.0, sebuah era Revolusi Industri (RI) yang tidak lama
lagi melanda. Semua negara tidak mau menjadi bangsa gagal. Mereka harus lulus
menghadapi berbagai ujian di depan mata seperti masalah disruptif inovasi yang telah
mengubah secara drastis tatanan ekonomi dan sosial. Sebagai warga dunia, bangsa
Indonesia juga akan menghadapi ujian memasuki era RI jilid empat (Industri
4.0).
Selain itu, ada ujian berat
lain, menghadapi perang asimetrik yang bisa menghancurkan sendi-sendi kehidupan
bangsa. Era Industri 4.0 telah menjadi perhatian besar Presiden Joko Widodo
dengan meluncurkan Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan dan strategi
memasuki zaman digital manufacturing.
Presiden melihat pentingnya
penerapan Industri 4.0 dalam rangka transformasi lanskap industri nasional
menuju 10 besar ekonomi dunia pada 2030. Ini termasuk pembaruan vokasional atau
sekolah kejuruan sesuai dengan kebutuhan era Industri 4.0. Berbagai negara
telah menyiapkannya dengan dana besar dan mencetak SDM pendukung secara
sistemik. Sekolah kejuruan hingga perguruan tinggi mesti menyesuaikan bidang
studi dan kurikulum agar link and match dengan kebutuhan industri.
Salah satu negara yang paling
agresif mewujudkan ekosistem Industri 4.0 adalah Jerman. Negara itu telah
merampungkan kerangka kerja bersama yang melibatkan ribuan perusahaan dengan
total pendanaan mencapai 140 miliar euro. Jerman berharap pada 2020 mampu
mengawali Industri 4.0. Di bulan April ini segenap siswa SD,SMP,SMA/SMK
menghadapi Ujian Nasional (UN) sekolah.
Pelaksanaan UN harus penuh dengan
integritas dan menjunjung tinggi kejujuran
UN 2018 bagi segenap siswa
sekolah untuk menuju pendidikan nasional berkelas dunia, mencetak generasi
unggul yang mampu mewujudkan Indonesia 4.0. Diharapkan pada tahun ini tidak
terjadi hambatan dan modus-modus kecurangan yang bisa menurunkan reputasi UN
seperti kebocoran soal ujian dan beredarnya kunci jawaban. Tahun ini, UN
diikuti 8,1 juta peserta didik dan 96 ribu satuan pendidikan. Sebanyak 78
persen peserta didik siap mengikuti UN berbasis komputer (UNBK) dan 22 persen
peserta didik yang masih melaksanakan ujian berbasis kertas dan pensil (UNKP).
Ancaman
Menghadapi kondisi nasional
dan global pada saat ini analog dengan ujian tentang bela negara dan memenangkan
perang asimetrik. Sudah saatnya seluruh rakyat semesta ditransformasikan untuk
menghadapi UN berupa perang asimetrik (asymmetric warfare). Ancaman negara pada
abad kini tidak hanya didominasi kekuatan militer suatu negara, namun juga
kekuatan nonstate actors yang tidak hanya menyerang personal dan instansi
militer, bahkan mengancam seluruh aspek kehidupan.
Ancaman nonstate actors yang
sering dilakukan saat ini sebagai teror, termasuk melalui dunia maya (cyber
crime). Bentuk ancaman nonkonvensional atau asymmetric warfare lainnya
menghancurkan bangsa lewat narkoba, penyelundupan, dan pencurian sumber daya
alam. Kini seluruh Indonesia dari provinsi hingga RT/RW sudah diserang bandar
dan pengedar narkoba. Tanah Air dibanjiri narkotika alami dan hasil rekayasa
atau sintetik baik jenis amphetamine type stimulant (ATS) ataupu new
psychoactive substances (NPS). Bahkan ATS kini menjadi candu favorit di
Indonesia. NPS telah ditemukan sebanyak 66 jenis.
Masuknya narkoba dengan jumlah
sangat besar tersebut menunjukkan, pasar Indonesia sungguh amat menjanjikan.
Jaringannya pun sangat rapi. Saatnya membangun sistem pertahanan negara dan
program bela negara yang terintegrasi seluruh Nusantara. Tak pelak lagi, perang
abad ke-21 bersifat kompleks dan memasuki seluruh aspek kehidupan.
Seluruh bangsa mesti bersiap
menghadapi ujian derasnya inovasi disruptif dan era Industri 4.0. Berbagai
macam bidang inovasi bersifat disruptif, yakni menghancurkan dan mengubur
tatanan lama atau model bisnis lama (incumbent). Disrupsi tersebut selanjutnya
menciptakan pasar baru, mengganggu, atau merusak pasar yang sudah ada. Akhirnya
menggantikan teknologi dan tatanan terdahulu. Inovasi disruptif mengembangkan
suatu produk atau layanan dengan cara yang tak diduga pasar. Umumnya dengan menciptakan
jenis konsumen berbeda pada pasar yang baru dan menurunkan harga pada pasar
lama.
Bermacam bentuk disrupsi
teknologi global telah memasuki Indonesia dan meraup keuntungan ekonomi hingga
pelosok desa. Sumber daya dan dana masyarakat tersedot oleh mesin atau aplikasi
milik asing. Ujian bangsa Indonesia kemampuan menciptakan dan membangun
bermacam inovasi teknologi berupa aplikasi digital atau platform keindonesiaan
untuk mengimbangi atau mengatasi aplikasi luar negeri yang sangat disruptif dan
amat rakus menggerus aset bangsa.
Modal utama untuk bisa lulus
era disrupsi dengan mencetak dan mengoptimalkan SDM iptek terbarukan yang
memiliki kapasitas inovasi baik inovasi tingkat daerah maupun kapasitas inovasi
nasional. Pada saat bangsa sibuk menghadapi bermascam disrupsi teknologi,
negara-negara maju tengah mencanangkan program besar yang amat strategis. Di
antaranya, penerapan Industri 4.0. RI 4.0 sudah pasti berdampak besar bagi
Indonesia.
Perlu antisipasi dan persiapan
segenap bangsa untuk menghadapi datangnya era industri gelombang keempat. Dunia
industri telah mengalami revolusi jilid satu sampai tiga. Era Industri 4.0
ditandai dengan terbentuknya smart factory atau pabrik cerdas berbasis
Cyber-Physical System (CPS). Era RI keempat juga ditandai dengan digitalisasi
secara total sektor manufaktur. Maka, untuk memasuki era Industri 4.perlu
persiapan SDM iptek dalam jumlah memadai untuk menguasai teknologi pendukung
RI.
Secara garis besar jenis
teknologi pendukung utama adalah teknologi Internet of Things, teknologi
Cybersecurity, teknologi Cloud Computing, teknologi Additive Manufacturing,
teknologi Augmented Reality dan teknologi Big Data. Keudian, teknologi
Autonomous Robots, teknologi Simulation, serta teknologi Integrasi sistem atau
Platform.
Penulis Lulusan North Carolina State University
Artikel yang sudah di publiskan di Koran Jakarta
http://www.koran-jakarta.com/mewujudkan-indonesia-4-0/
http://www.koran-jakarta.com/mewujudkan-indonesia-4-0/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar