Bimo Joga Sasongko, Pendiri Euro Management Indonesia
&Ketua Umum IABIE.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda
(HSP) ke-90 Tahun 2018 mengusung tema Bangun Pemuda Satukan Bangsa. Diperlukan
demokratisasi teknologi untuk membangun pemuda dari aspek pembangunan mental
ataupun intelektualnya.
Kini pemuda Indonesia menghadapi era disrupsi dan menyongsong revolusi
industry 4.0. Ironisnya, pemuda Indonesia sebagian besar hanya menjadi objek
produk teknologi dari luar negeri.
Pemuda Indonesia semakin kecanduan konsumerisme produk teknologi tanpa
berdaya menumbuhkan nilai tambahnya. Kebutuhan ruang kreativitas bagi para
pemuda belum dipenuhi oleh pemerintah pusat dan daerah.
Sehingga proses demokratisasi teknologi untuk pemuda sulit terwujud.
Padahal, tren menunjukkan korporasi dunia sedang menekankan inisiatif dan
program demokratisasi teknologi. Salah satu korporasi yang
tengah getol menerapkannya adalah
Microsoft.
Perusahaan yang kini dibawah kepemimpinan Satya Nadella, CEO
ketiga, setelah Bill Gates dan Steve Ballmer. Wujud demokratisasi teknologi ala
CEO Microsoft tersebut terlihat saat peluncuran Windows 10.
Dalam peluncuran itu, Microsoft tidak lagi menggelar pesta
penjualan super mewah seperti yang lalu. Satya lebih memilih
meluncurkan produknya di kawasan miskin Kenya. Satya ingin mendemonstrasikan
budaya korporasi baru. Dia ingin memahami keadaan setiap konsumen seperti
menyediakan internet murah bagi masyarakat, terutama para pemuda di desa-desa
terpencil Afrika.
Sebagai pakar computer, Satya merumuskan filosofi kepercayaan sebagai
E+SV+SR = T/t (Empathy+Shared Values+Safety and Reliability = Trust over Time).
Kepercayaan dibentuk dari adanya rasa empati, konsisten, adil dan keberagaman.
Ini
upaya membuat korporasi menjadi yang
lebih humanis dan berkontribusi bagi banyak manusia secara luas. Kini,
korporasi global tengah menumbuhkan jiwanya sebagai perusahaan kuat yang bisa
mendemokratisasi teknologi untuk warga dunia.
Sementara itu, korporasi besar dan perusahaan start up di Indonesia yang
kebanyakan dimiliki modal asing, masih enggan melakukan demokratisasi teknologi
kepada masyarakat, khususnya para pemuda.
Jumlah pemuda sesuai dengan undang-undang tentang kepemudaan dengan
rentang usia antara 16-30 tahun, menurut data BPS berjumlah 61,8 juta
orang. Jumlah tersebut 24,4 persen dari
total penduduk Indonesia.
Potensi demografi pemuda di atas
harus dikelola secara totalitas dengan berbasis kemajuan teknologi. Agar
nantinya, mereka tidak menjadi beban Negara hingga berubah menjadi bencana
sosial.
Ada tiga karakter dan kapasitas
yang perlu dikapitalisasi generasi muda untuk memenangi pertarungan masa depan
sekaligus mewujudkan mimpi Indonesia.
Pertama, diperlukan generasi muda yang memiliki kualitas integritas
tinggi, kedua, kapasitas keahlian dan intelektual yang cukup mumpuni, yang
ketiga, karakter kepemimpinan yang peduli dan professional di bidangnya.
Kapitalisasi di atas, membutuhkan wahana pengembangan teknologi serta
member kesempatan bagi pemuda agar bisa menjadi unggul di kelas dunia. Para
pemuda yang disebut generasi milenial kini terjerat masalah konektivitas.
Untuk itu, pemerintah perlu fokus kepada program teknologi informasi
komunikasi (TIK) kerakyatan yang bertujuan menjadikan TIK untuk kemaslahatan
rakyat seluas-luasnya dengan harga yang semurah-murahnya.
Hal
ini sebagai salah satu bentuk demokratisasi teknologi yang tepat sasaran. Perlu
terobosan teknologi dan inovasi tepat guna yang mengedepankan open sources dan membongkar regulasi yang selama ini
cenderung berpihak kepada vendor asing.
Pemerintah diharapkan bisa
mewujudkan e-Readiness Indonesia untuk memenuhi kebutuhan generasi milenial
dalam berkonektivitas. Perlu kesiapan infrastruktur TIK kerakyatan, sistem
inovasi, insentif pengembang TIK, dan factor sosio teknologi untuk memacu daya
saing generasi milenial. Hadirnya teknologi
digital harusnya menjadikan bangsa
Indonesia semakin kreatif dan
produktif.
Namun, nyatanya belum demikian. Teknologi baru digunakan untuk
mengonsumsi sedangkan untuk produktivitas masih langka. Belum ada kesadaran,
teknologi informasi dan media baru mesti dikapitalisasi atau
diproduktivitaskan.
Sejarah menunjukan, kaum muda lebih tangguh mengendalikan semangat
zaman. Saatnya pemuda menggelorakan kemajuan
Indonesia secara konkret dengan
membangkitkan sel-sel kreatif terkecil hingga desa.
Usaha membangkitkan perlu mencapai tingkat high concept dan high touch.
High concept adalah kemampuan menciptakan keindahan artistik dan
emosional, mengenali pola-pola danpeluang, menciptakan narasi yang indah dan menghasilkan
temuan atau inovasi teknologi yang belum disadari orang lain.
High touch merupakan kemampuan berempati, memahami esensi interaksi
manusia, dan menemukan makna. Dalam konteks
di atas, diperlukan inovasi teknologi
yang merupakan aspek high-tech
yang pada gilirannya akan mendorong
aspek high concept dan high touch bagi kluster ekonomi kreatif yang digeluti
kaum muda.
Besarnya jumlah pemuda selain merupakan potensi juga mengandung risiko.
Mulai 2020 sampai 2035, Indonesia menikmati era langka yang disebut bonus
demografi, ketika usia produktif diproyeksikan berada pada grafik tertinggi
dalam sejarah bangsa ini.
Jumlahnya mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia
sebesar 297 juta jiwa. Bonus demografi seperti pisau bermata dua. Di satu sisi
merupakan peluang strategis bagi sebuah Negara melakukan percepatan pembangunan
ekonomi.
Sebab, Negara tersebut memiliki ketersediaan SDM usia produktif dalam
signifikan. Namun, jika salah kelola, bukan bonus yang didapat, tetapi bencana
sosial. Untuk mencegah bencana sosial, diperlukan mitigasi social jelang era
bonus demografi.
Mitigasi tersebut untuk mengatasi pemuda yang teralienasi dengan
tantangan zaman akibat kurangnya fasilitas untuk berkarya nyata. Bentuk
mitigasi ideal, antara lain, berupa kursus-kursus vokasional dan workshop
gratis bagi pemuda.
Daya saing suatu bangsa ditentukan sejauh mana para pemudanya berkreasi
dan berinovasi sesuai tren dunia, seperti
yang tergambar dalam kajian
lembaga pendidikan terkemuka di Amerika
Serikat, yakni Harvard Business.
Mereka menekankan pentingnya mendorong daya saing pemuda di bidang
system inovasi dan teknologi produksi. Pada prinsipnya, sistem inovasi, baik
itu produk maupun proses merupakan proses belajar.
Agar pemuda mampu melakukan
kegiatan inovatif, maka harus ada upaya meningkatkan kemampuan ilmu dan
teknologinya, yaitu memperkuat kapasitas pembelajaran.
Prediksi Sepakbola akurat yang dijamin akan jackpot dengan tambahan mixparlay atau pun single bet.
BalasHapusTips dari hasilbola.vip tidak pernah meleset, karena dijamin bakal WIN 100%<<
Yuk kunjungi situs Gratis ini tanpa prabayar.
Prediksi Bola Nice vs Lyon 31 Januari 2020
https://hasilbola.vip/prediksi-sepakbola/baca/3451/nice-vs-lyon-31-januari-2020
Prediksi Bola Barcelona vs Leganes 31 Januari 2020
https://hasilbola.vip/prediksi-sepakbola/baca/3456/barcelona-vs-leganes-31-januari-2020