Mencetak
Generasi Emas
Oleh: Bimo Joga Sasongko
Alumni SMAN 3 Bandung tahun 1990
President Director & CEO Euro Management Indonesia
Mengantar
anak pada hari pertama sekolah memiliki makna dn spirit yang sangat penting.
Tahun ajaran baru hendaknya menjadi momentum segenap bangsa untuk mewujudkan
generasi emas.
Menteri Kebudayaan dan
Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan perlu melakukan transformasi
pendidikan menuju peradaban Indonesia yang maju. Sistem pendidikan nasional
harus diarahkan untuk memebentuk karakter anak yang unggul dan sesuai dengan
tantangan zaman. Karakter berasal
dari bahasa Yunani yang berarti “to
mark: atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan
dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter unggul berarti individu
memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai
seperti punya kepercayaan diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif,
inovatif dan mandiri.
Pembanguan karakter
bangsa perlu metode yang efektif. Sehingga bisa diserap dengan baik oleh
generasi saat ini. Film Rudy Habibie
yang merupakan sekuel dari Habibie &
Ainun merupakan salah satu metode untuk pembangunan karakter bangsa. Karena
film tersebut mengandung banyak pesan kebangsaan dan nilai perjuangan anak
bangsa dalam menggapai cita-cita diri dan bangsanya.
Konten film Rudy Habibie merupakan contoh kisah
nyata bagaimana generasi emas terbentuk pada zamannya. Dalam film ini
terkandung nilai perjuangan anak bangsa yang selalu berusaha menggenggam
semangat zaman. Habibie muda yang biasa dipanggil Rudy memulai perjuangannya
dari kota Bandung sejak 1950 ketika masih duduk di bangku SMA. Terpicu oleh
sahabat karibnya di SMAK Dago Bandung yang bernama Lim Keng Kie, Rudy harus
meninggalkan Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung lalu berjuang
keras menjadi mahasiswa RWTH Aachen (Rheinisch Westfalische Technische
Hochschule Aachen). RWTH Aachen merupakan perguruan tinggi yang tertua di
Jerman yang didirikan untuk menunjang tahapan revolusi industry di negeri
tersebut.
Film Rudy Habibie selain memiliki kisah seru
nan unik juga bisa menjadi motivasi kebangsaan bagaimana cara mencetak sumber
daya manusia (SDM) unggul. Sepanjang hayatnya BJ Habibie yang juga sebagai
Presiden RI ketiga telah mempersiapkan berbagai wahana industrialisasi dan
pusat Iptek serta mencetak ribuan SDM unggul untuk menjalankan berbagai bidang
pembangunan.
Begitu detailnya
mencetak SDM unggul untuk pembangunan nasional. Ketika menjabat Menteri Riset
dan Teknologi, para penerima beasiswa luar negeri (BSLN) maupun beasiswa dalam
negeri (BSDN) yang menjadi programnya mendapat perhatian setiap saat. Bahkan Habibie
selalu menumbuhkan tanda tangan dan memberikan catatan kaki pada setiap laporan
semester dari para mahasiswa anak didiknya. Hal itu merupakan fenomena luar
biasa mengingat kesibukan dirinya sebagai seorang menteri yang merangkap
puluhan jabatan penting lainnya.
Dengan berbagai cara
pembiayaan, Habibie berusaha mencetak generasi emas. Betapa ngototnya Habibie
untuk mendapatkan pembiayaan dari APBN hingga pembiayaan dengan caranya yang
unik yakni melalui cara offset atau timbale
balik bagi perusahaan asing yang mendapatkan proyek di tanah air. Selain offset produksi di dalam negeri, juga
dilakukan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan bagi putera-puteri bangsa ke
luar negeri.
Sebagai sosok yang
memahami budaya dan etos kerja bangsa Jerman, Habibie berusaha
sebanyak-banyaknya mencetak SDM Zeitgeist demi terwujudnya tinggal landas
bangsa menuju kemajuan. Istilah zeitgeist
berasal dari bahasa Jerman yang berarti jiwa dari suatu waktu atau roh
zaman. SDM Zeitgeist harus mampu menciptakan nilai tambah yang sebesar-besarnya
bagi bangsanya, serta memiliki daya inovasi dan proses kreatif yang tinggi.
Sebelum Google mempopulerkan
istilah zeitgeist, para pejuang kemerdekaan RI seperti Ruslan Abdulgani sering
menggunakan istilah tersebut untuk menggembleng para pemuda. Semangat revolusi
kemerdekaan pada prinsipnya dipompa oleh para tokoh yang mampu mengendalikan
semangat zaman. Dalam revolusi digital, istilah zeitgeist dikemukakan oleh
Google yang member makna tersendiri sebagai “the
general intellectual, moral and cultural climat of an era” atau
intelektual, moral dan kultur umum pada suatu era. Dalam mplementasi teknologi informasi,
Google menjadikan zeitgeist sebagai perangkat atau navigator yang mampu menjelaskan
apa saja yang popular dalam pencarian.
Sebaiknya pemerintahan
Presiden Jokowi saat ini mencontoh strategi BJ Habibie dalam membuat perjanjian
kontrak pembangunan infrastruktur, pembelian alutsista, hingga pembelian
satelit. Semestinya menekankan transfer
of technology (ToT) dengan mengirimkan SDM untuk belajar dan magang di luar
negeri. Skema offset yang digariskan
BJ Habibie mencakup transfer teknologi, coproduction
atau produksi bersama di Indonesia untuk komponen dan struktur, serta
fasilitas pemeliharaan dan transfer teknologi dengan mendidik SDM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar