Ulasan Tuntas Indonesia 2030 bersama Bimo Sasongko, BSAE, MSEIE,
MBA, President Director & CEO Euro Management Indonesia di Tabloid The
Politic, Hal 7, terbit April-Mei/Edisi 04/ 2016 mengulas tuntas lebih dalam
mengenai Gerakan "Indonesia 2030: Sejuta Indonesia di Jantung Dunia."
Bimo
Sasongko, BSAE, MSEIE, MBA,
President Director & CEO EURO Management Indonesia
President Director & CEO EURO Management Indonesia
‘Indonesia
2030: Sejuta Indonesia di Jantung Dunia’
Perlu Dukungan Pemerintah Gaung
semangat anak bangsa untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melanjutkan
kuliah ke luar negeri membutuhkan dukungan berbagai pihak. Terutama peran aktif
pemerintah baik material maupun moril. Bimo Sasongko berharap semua komponen
bangsa dari level pusat sampai daerah memiliki gerakan yang sama agar mahasiswa
bisa kuliah ke luar negeri. Ia pun termotivasi untuk mewujudkan program
beasiswa Indonesia 2030 (Sejuta Indonesia di Jantung Dunia). Seperti apa
kiprahnya?Bimo Sasongko, MSEIE, MBA, President Director & CEO EURO Management
Indonesia.
Masih rendahnya jumlah lulusan SMA yang melanjutkan kuliah di luar negeri memberikan tantangan tersendiri bagi Bimo Sasongko. Ia merasa prihatin diantara negara-negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja, Malaysia apalagi dibandingkan Korea Selatan dan China, Indonesia masih kalah jauh dalam hal pengiriman mahasiswa untuk kuliah ke luar negeri. Lihat saja, jumlah penduduk Malaysia 30 juta orang dan penduduk Indonesia 250 juta, namun jumlah mahasiswa Indonesia di luar negeri hanya 30 ribu, sementara jumlah mahasiswa di luar negeri asal Malaysia justru dua kali lipat jumlah mahasiswa Indonesia. Korea Selatan dengan jumlah penduduk 50 juta orang atau seperlima penduduk Indonesia, faktanya 130 ribu orang penduduk Korea Selatan menimba ilmu di luar negeri. Tak heran Korea menjadi bangsa yang maju dengan cepat.
Untuk mempercepat penyerapan teknologi
informasi dan kemajuan bangsa, menurut Bimo Indonesia harus mempelajari
pengetahuan langsung dari pusatnya, dan itu dipercaya dari generasi ke generasi
dari era Presiden Bung Karno dan Habibie sudah mengirimkan siswa studi di luar
negeri karena kita masih menjadi bangsa yang tertinggal. Dari report World Bank dan McKinsey menyatakan di
tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara 6 besar dunia, dengan peringkat satu
China, lalu Amerika, Jepang, Brasil, Rusia dan Indonesia, artinya Jerman,
Perancis dan Inggris akan bergeser, syaratnya tentu dengan SDM unggul. Satu-
satunya cara untuk mempercepat adalah studi ke luar negeri. Kita berharap, di
tahun 2030 orang-orang yang kuliah di luar negeri sudah kembali ke Indonesia
untuk membangun negara
Untuk itu, Bimo termotivasi, membuat
program beasiswa, Indonesia 2030 (Sejuta Indonesia, di Jantung Dunia). Program
ini, merupakan program beasiswa bahasa yang ditargetkan untuk 1000 pelajar SMA
di Jabodetabek di tahun 2016 ini. Program ini pertama kalinya dilakukan oleh
Euro Management Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Eropa Indonesia
untuk lima pilihan bahasa Jerman, Perancis, Inggris, Belanda dan Jepang.
Yayasan Pendidikan Eropa Indonesia dan
Euro Management Indonesia mengeluarkan pendanaan untuk program ini sekitar Rp
10 miliar untuk target 1000 siswa per tahun. Hingga kini sudah ada 900 peserta
dari 70 SMA di Jabodetabek baik negeri maupun swasta. Program yang sudah dilaunching
pada Januari 2016 ini bertujuan untuk membuka mindset masyarakat Indonesia
pentingnya kuliah ke luar negeri. Program beasiswa bahasa ini berlangsung selama
60 jam dalam dua semester di hari Sabtu dan Minggu. Tak hanya itu, siswa juga
mengikuti kegiatan workshop mengenai budaya di luar negeri, pelatihan dasar kepemimpinan,
wawasan kuliah di luar negeri, pergaulan, hingga psikotes minat dan bakat.
Setelah siswa mengikuti program beasiswa ini diharapkan sudah siap mental untuk
melanjutkan kuliah ke luar negeri.
“Terkadang calon mahasiswa memiliki
semangat besar namun terkendala biaya, atau orang tua siap pendanaan namun
mental dan ketrampilan bahasanya kurang. Program beasiswa ini membantu siswa
untuk bisa siap kuliah di luar negeri. Program ini benar-benar free dan tidak
ada ikatan apa pun. Namun tata tertib harus dipatuhi seperti siswa harus
serius, pakaian rapi, jika tidak hadir dikenakan hukuman atau dianggap tidak
melanjutkan lagi, karena di luar negeri konsep dasar utama harus tertib. Tanpa
tes, dengan niat serius siswa SMA kelas 10,11, 12 bisa mendaftar ke Euro Management
dengan didampingi orang tua dan memilih jenis bahasa yang diminati. Mental,
kepribadian dan perilaku siswa yang mengikuti program ini diharapkan bisa
berubah selain mendapat ketrampilan bahasa. Terlambat 5 menit saja tidak boleh masuk
kelas, dan tiga kali dalam satu semester tidak masuk kita anggap mengundurkan
diri. Kita juga berikan laporan ke orang tua,” terang Bimo.
Euro
Management Indonesia pernah mengadakan program Sejuta Habibie untuk Indonesia
yang juga merupakan program beasiswa untuk bahasa namun ruang lingkupnya lebih
terbatas. Program beasiswa perdana Indonesia 2030 (Sejuta Indonesia di Jantung
Dunia) ini diharapkan akan terus berkembang dan diharapkan dari ribuan siswa
yang mengikuti program ini, sekitar 5-10 persen mahasiswa bisa berangkat kuliah
ke luar negeri per tahun. Saat ini Euro Management tiap tahun rutin memberangkatkan
100-200 mahasiswa untuk kuliah ke luar negeri.
Sejauh ini, pengiriman mahasiswa untuk
kuliah ke luar negeri masih menggunakan dana pribadi mahasiswa dan cukup
terjangkau mengingat kuliah di Perancis maupun Jerman mendapat subsidi pemerintah,
sehingga mahasiswa hanya membutuhkan biaya hidup dan dana awal persiapan
kuliah. Seperti tiket pesawat one
way sekira Rp 15
jutaan, biaya hidup per bulan 400-600 Euro atau Rp 4-6 jutaan per bulan sudah
termasuk tempat tinggal, makan kesehatan, biaya transportasi dan lainnya.
Tantangan
Berkecimpung
di dunia pendidikan memberikan tantangan tersendiri bagi Bimo Sasongko. Ia melihat
kemampuan Indonesia untuk mengirimkan mahasiswa ke luar negeri seharusnya bisa
sampai seribu hingga dua ribu orang per tahun, namun fakta menunjukkan hanya
sekitar seratus hingga dua ratus orang mahasiswa Indonesia yang melanjutkan
kuliah ke luar negeri setiap tahun. “Sebenarnya kemampuan dan informasi serta motivasi
ada, tapi banyak faktor orang tua tidak mengijinkan dan anak tidak berani padahal
di negara lain untuk bisa kuliah ke luar negeri merupakan sebuah kebanggaan.
Dengan informasi lebih luas dan sosialisasi yang semakin masif ke seluruh Indonesia
untuk program beasiswa Indonesia 2030 (Sejuta Indonesia di Jantung Dunia) maka
prediksi kita bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju akan tercapai, sehingga
di tahun 2030 Indonesia benar-benar akan terwujud sebagai negara ranking 6
dunia,” tegasnya.
Bimo
melihat antusiasme mahasiswa untuk kuliah S1 ke luar negeri sebenarnya tinggi
namun ketika mengambil keputusan banyak yang mundur karena pendanaan dan ketidakberanian,
padahal seharusnya hal itu tidak jadi halangan. “Euro Management akan membantu memberikan
solusinya, dan kita berharap sebanyak mungkin anak bangsa bisa menikmati
pendidikan ke luar negeri. Harapan saya semua komponen bangsa dari level pusat sampai
daerah memiliki gerakan yang sama agar mahasiswa bisa kuliah ke luar negeri.
Passion saya bahwa ini merupakan perjuangan jangka panjang yang tidak kenal lelah.
Sebuah kebanggaan kalau saya bisa melihat bahwa tidak hanya generasi saya yang
bisa kuliah ke luar negeri tapi juga generasi-generasi berikutnya tidak pandang
kaya miskin bisa kuliah di luar negeri dengan mudah. Sehingga nantinya bisa membangun
bangsa dengan lebih maju,” tegas Bimo semangat.
Banyak orang bersuara tak perlu
kuliah ke luar negeri karena universitas di Indonesia sudah maju menurut Bimo
adalah sebuah kesalahan fatal. Pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal. Bahkan
Jepang saja masih mengirimkan mahasiswa kuliah ke luar negeri. “Indonesia ini masih
negara miskin. Kita butuh 1 juta orang saja dari penduduk Indonesia sebanyak
250 juta, untuk dikirim kuliah ke Amerika, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman,
Belanda, Australia dan Jepang. Dengan belajar di pusat pengetahuan dunia mahasiswa
kita akan mengenal cara berpikir masyarakat negara maju, mengetahui trik-trik
cara bernegosiasi dan sebagainya, sehingga bisa mengambil manfaat yang baik dan
meninggalkan yang tidak baik. Nah, program beasiswa Indonesia 2030 (Sejuta
Indonesia di Jantung Dunia) merupakan sarana untuk mewujudkan keinginan siswa
SMA agar nantinya bisa kuliah ke luar negeri. Setiap siswa baik kaya dan miskin
termotivasi untuk mendaftar secara gratis,” terang Bimo.
Saat ini
Euro Management Indonesia menanggung pendanaan program beasiswa bahasa dalam rangka
program beasiswa Indonesia 2030 (Sejuta Indonesia di Jantung Dunia). Untuk itu
ke depan dukungan pemerintah sangat penting dalam hal pendanaan bagi pendidikan
mahasiswa ke luar negeri karena SDM merupakan proses panjang yang tidak bisa
dinilai dengan uang, dan tingkat pendidikan juga meningkatkan kualitas hidup
dan kualitas bangsa. Saat ini pemerintah memang memiliki program beasiswa dari
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) namun hanya ditujukan untuk kuliah S2
di luar negeri, bukan kuliah S1. “Lulusan SMA dinilai masih muda dan labil,
tetapi justru kuliah di luar negeri memberikan peluang lebih bagi lulusan SMA
karena mereka lebih lama tinggal luar negeri hingga 4 atau 5 tahun yang membuat
akses networking lebih banyak, lebih percaya diri dibanding mahasiswa S2, dan
belum berkeluarga sehingga masih belum ada keterbatasan,” terang Bimo.
Bimo berharap peran nyata
pemerintah untuk mendukung dan memberikan kemudahan bagi mahasiswa kuliah ke
luar negeri, baik dari segi material atau moril karena bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Seperti pendanaan dari pemerintah maupun BUMN, dan program corporate social
responsibility (CSR). “Dengan institusi kecil ini saya bersyukur bisa menggerakkan
seribu hingga duaribu orang siswa untuk mengikuti program beasiswa gratis, apalagi
kalau ada dukungan pihak Kementerian, BUMN dan lainnya. Saya ingin sebanyak
mungkin orang mengenal bahasa apalagi kelemahan orang Indonesia terutama dari kemampuan
untuk berbahasa asing,” pungkas Bimo. (*)
Info Lebih Lanjut:
Euro Management Indonesia
Gedung Ir.H. M. Suseno
Jl. R.P. Soeroso No. 6 Menteng
Jakarta Pusat
Telp. 021-398 38 706, 314 0379
Website www.euromanagement.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar