Investasi SDM Daerah
Oleh Bimo Joga Sasongko*
Presiden Joko Widodo kecewa terhadap kepala daerah karena rendah
dalam menyerap anggaran. Banyak daerah belum membelanjakan anggaran.
Hingga akhir 2015 masih banyak anggaran provinsi, kabupaten dan kota
mengendap di bank-bank yang merupakan dana transfer dari pemerintah
pusat. Jumlahnya mencapai 90 triliun rupiah. Pada akhir April 2016,
jumlahnya meningkat menjadi 220 triliun. Dana tersebut sangat besar
karena sepanjang tiga bulan pertama tahun ini penyerapan anggaran
secara nasional baru 280 triliun.
Serapan anggaran daerah yang buruk mengindikasikan, ada masalah
birokrasi atau aparatur sipil negara (ASN) daerah. Mereka tidak siap
dengan tata kelola pemerintahan berbasis teknologi. Inovasi daerah masih
rendah. Padahal ini penting untuk mewujudkan pemerintahan yang
melayani. Selama ini birokrasi terkurung rutinitas sehingga kurang
memiliki daya inovatif. Perlu menata etos kerja ASN daerah agar mampu
mendayagunakan infrastruktur e-Goverment seefektif mungkin sesuai dengan
tatakelola dan standar global.
Untuk ini diperlukan terobosan untuk mencetak birokrat unggul sejak
dini. Pemerintah daerah perlu investasi sumber daya manusia (SDM)
dengan mengirim lulusan sekolah menengah untuk belajar ke luar negeri
dengan beasiswa. Selama ini pemerintah daerah sudah mengirimkan SDM ke
perguruan tinggi dalam negeri seperti Institut Pemerintahan Dalam Negeri
(IPDN) dan lainnya dengan status ikatan dinas. Karena konvergensi
teknologi dan pesatnya kemajuan tata kelola korporasi global, maka perlu
juga terobosan dengan mengirimkan putra-putri daerah ke luar negeri.
Para lulusan sekolah menengah terbaik di daerah diberi kesempatan
kuliah dan magang di negara maju agar mempelajari tatakelola
korporasi serta berbagai inovasi seperti bidang teknologi e-Sourcing.
Ini sekarang diintegrasikan dengan sistem pengadaan barang dan jasa
secara elektronik atau e-Procurement. Teknologi e-Sourcing bukan hanya
katalog elektronik untuk keperluan pengadaan barang dan jasa. Ini
diperlukan inovasi agar bisa menjadi aplikasi atau alat bantu analisis
dan rujukan standar teknis barang.
Negara maju seperti Amerika Serikat (AS) saja telah lama
memperhatikan pentingnya inovasi birokrasi daerah. Sejak 1992 AS
menerapkan National Performance Review yang fokus menilai dan evaluasi
kinerja pemerintah daerah, utamanya manajemen sumber daya.
Mencetak ASN daerah berkelas dunia searah dengan inisiatif dan kerja
sama Indonesia dengan Uni Eropa. Perbaikan tata kelola pemerintahan
telah menjadi penekanan kerja sama pembangunan Uni Eropa-Indonesia 2016.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend membantu hibah
setengah miliar euro untuk pendidikan dan tata kelola pemerintahan.
Negara-negara Uni Eropa memiliki sejumlah inisiatif dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan demikian, Eropa pantas menjadi tujuan pengiriman mahasiswa.
Strategis
Pengiriman mahasiswa ke luar negeri oleh pemerintah daerah merupakan
bagian dari investasi SDM yang sangat strategis. Sejarah kebangkitan
nasional bangsa-bangsa dunia juga diwarnai dengan langkah mengirimkan
para pemuda ke luar negeri. Biaya pemerintah daerah untuk beasiswa
pemuda ke luar negeri harus dipandang sebagai investasi produktif,
tidak semata-mata konsumtif tanpa manfaat balikan atau rate of return. Investasi modal manusia selalu berjangka panjang.
Sejak awal dekade ini, para pembuat kebijakan negara maju, terutama
Eropa telah meningkatkan perhatian terhadap mahasiswa internasional.
Banyak negara Eropa memfasilitasi para mahasiswa internasional untuk
belajar dan bekerja di industri ternama. Bahkan beberapa tahun
belakangan, Uni Eropa telah membuat kebijakan imigrasi yang menjamin
kepastian hukum status mahasiswa internasional.
Mereka juga memberi kesempatan luas untuk mengakses lapangan kerja
baik selama maupun setelah lulus. Selain itu, juga dibuat skema
pencarian kerja pascastudi agar mahasiswa internasional mudah mengakses
dunia kerja. Kesempatan ini harusnya ditangkap pemerintah daerah.
Untuk menghadapi tantangan bangsa ke depan dibutuhkan profil ASN
kreatif dan inovatif. Keterbatasan sumber daya dan kompleksitas
kependudukan hanya bisa diatasi dengan kebijakan yang inovatif. Pada
saat ini birokrat harus mampu meningkatkan kapasitas inovatif di
lingkungannya. Juga pentingnya penguatan sistem inovasi dalam berbagai
eselon birokrasi.
Birokrasi harus memiliki akal panjang untuk menerobos berbagai
persoalan pelik dengan kondisi dana yang sangat terbatas. Perlu memetik
pengalaman dari negara maju. ASN hendaknya piawai mengambil contoh
sukses tentang peningkatan kapasitas inovasi daerah yang pernah
dilakukan di negara maju. Misalnya di daerah Austin dan Cleveland di
Amerika Serikat. Disana program penguatan kapasitas inovasi daerah
berhasil menjadikan derah itu menjadi rumah dari puluhan konsorsium
industri semikonduktor. Dengan cara mengembangkan Advanced Research Park
yang menghasilkan berbagai produk unggulan dunia. Masih banyak contoh
lainnya yang berkembang di Amerika Serikat dengan program serupa, yakni
Sillicon Valley, Arizona, Florida, Wichita, dan lain-lain.
Perkembangan teknologi dan tren dunia telah menyajikan berbagai
inisiatif menuju smart work. Mestinya ASN mampu mendayagunakan
infrastruktur e-Goverment seefektif mungkin sesuai dengan tatakelola dan
standar global.
Pengadaan infrastruktur layanan elektronik oleh ASN sudah merata
hingga kedaerah. Namun, manfaat layanan elektronik masih belum optimal
karena lemahnya kapasitas inovasi. Layanan elektronik merupakan
keniscayaan untuk mencapai efektifitas pemerintahan.
Buruknya penyerapan anggaran juga disertai dengan overhead cost yang
tinggi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Selama ini resources
daerah sebagian besar tersedot untuk biaya rutin eksekutif dan
legislatif daerah. Apalagi manajemen resources Pemda berupa penggunaan
input dan pengelolaannya untuk menghasilkan output dan outcome masih
belum mengedepankan inovasi dan kreativitas. Untuk itu diperlukan
transformasi menuju pemerintahan daerah yang efektif dengan mencetak SDM
berdaya saing global lewat pengiriman mahasiswa ke luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar