Merespons Tantangan Iptek di Masa
Depan
Pembangunan karakter bangsa merupakan megaproyek bagi bangsa-bangsa yang ingin maju dan berdaya saing tinggi. Apa pun dan berapa pun harganya tentu akan ditempuh demi keberhasilan pembangunan karakter bangsa yang diikuti oleh penguasaan Iptek secara progresif.
Sebagai anak intelektual
Prof.DR.Ing BJ Habibie, segenap anggota Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE)
dituntut untuk memiliki karakter unggul dan inklusif atau merakyat dalam
berkarya maupun dalam menggeluti profesinya.
Meraih keunggulan di bidang Iptek
dan nilai tambah di segala bidang, serta selalu digaris depan depan dalam
transformasi teknologi dan industri. Semua itu menjadi karakter IABIE yang
digariskan oleh BJ. Habibie.
Dengan modal alamiah berupa wadah
perhimpunan alumni dengan bermacam portofolio kompetensi serta daya kreativitas
dan inovasi, visi itulah yang hendak dikedepankan. IABIE ingin mewujudkan
kepemimpinan unggul, khususnya kepemimpinan dalam domain Iptek dan dunia usaha
melalui sinergi yang kuat antar anggota dan sesama anak bangsa.
Terus berjuang bersama
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan pembangunan nasional di
Indonesia. Khususnya strategi transformasi teknologi dan industri dengan wahana
yang sesuai dengan semangat jaman.
Program kerja IABIE menekankan
berbagai macam inisiatif kebangsaan dan kebudayaan seperti yang hingga kini
masih dilakukan oleh Bapak BJ.Habibie.
Para anggota IABIE pada saat ini
telah eksis berkaya dan berinovasi untuk bangsa. Sebagian besar masih terkait
dengan aspek global brain circulation yang berkarya di dalam negeri ataupun di
luar negeri yang langsung ataupun tidak langsung telah menyokong kemajuan
bangsa. Masing-masing terkait dengan aspek global brain circulation.
IABIE juga memiliki program kerja
terkait advokasi, promosi dan dukungan konkrit terhadap segenap para ilmuwan,
inovator dan teknologi yang tengah berkarya dan berinovasi tetapi ditengah
jalan mengalami berbagai kendala teknis dan non teknis.
Kendala non teknis termasuk
melakukan pembelaan hukum dan upaya politik bila ada anggota yang terkena
masalah. Seperti misalnya kasus inovator alat kesehatan (alkes) dan kasus mobil
listrik. Kondisi Indonesia saat ini ada irisan antara domain hukum dan domain
inovasi teknologi yang masih abu-abu sehingga bisa berakibat yang merugikan
kegiatan inovasi.
Pengurus IABIE memberikan masukan
yang komprehensif kepada pemerintah, khususnya terhadap otoritas hukum seperti
KPK, Kejaksaan dan Kepolisian terkait domain abu-abu di atas. Sehingga otoritas
hukum di negeri ini bisa memahami secara komprehensif terkait dengan
pengembangan teknologi dan proses inovasi. Supaya hukum tidak memakan anak
bangsa yang melakukan proses inovatif.
IABIE memiliki program kerja
membantu pemerintah mewujudkan poros teknologi global yang kini sedang dibangun
oleh Presiden Joko Widodo. Membantu pemerintahan membenahi ekosistem di dalam
negeri yang mampu mengkondusifkan brain circulation, dimana warga negara
berbakat betah berkarya di negeri tercinta.
IABIE mengajak segenap bangsa
untuk meneropong keberhasilan Tiongkok, India dan Israel yang akhir-akhir ini
menikmati ledakan investasi berkat proses inovasi di segala lini.
Indonesia perlu menerapkan seruan
pemenang Hadiah Nobel Robert Solow, bahwa ekosistem inovasi teknologi yang baik
disuatu bangsa merupakan instrumen yang paling andal untuk menggenjot
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi ditengah krisis dunia.
IABIE berusaha menjadi Jembatan
kolaborasi ABG yang erat dan konstruktif untuk mendorong proses inovasi.
Mendorong terjadinya kolaborasi ABG (Acacemics, Businesses,
Government) dalam riset dan inovasi.
Memfasilitasi terjadinya riset
berorientasi kebutuhan industri dan berkolaborasi dengan pihak-pihak yang akan
menjadi pengembang, investor dan pemasarnya.
IABIE juga berperan sebagai badan
pemikir, badan analis yang berorientasi pada kebijakan pembangunan nasional dan
inisiatif kerakyatan.
Juga mempunyai solusi konkrit dan
daya guna langsung terhadap masyarakat, pemerintah, dan para pengambil
keputusan. Implementasi badan pemikir juga sebagai clearing house untuk para
anggota dan cendekiawan lain yang mungkin tidak mendapat kesempatan dikenal
idenya, terutama oleh para pengambil keputusan.
Aktivitas sebagai badan pemikir
juga diwujudkan dalam seminar, pendidikan, latihan, dan penjabaran ide yang
bersifat strategis untuk pembangunan bangsa.
Segenap anggota IABIE bertekad
melanjutkan peran sejarah BJ Habibie sejak beliau menjadi penggerak Perhimpunan
Pelajar Indonesia (PPI) Jerman pada 1956. Sebagai pengurus pada waktu itu BJ
Habibie memiliki obsesi dan visi pembangunan yang detail.
Sejak saat itu PPI mulai
menyiapkan wahana bangsa diberbagai bidang. Seperti bidang kedirgantaraan,
maritim, ketenagalistrikan, dan wahana industrialisasi lainnya. Wahana
merupakan sarana dan prasarana yang strategis untuk pembangunan bangsa yang
bertumpu kepada prinsip kemandirian.
Sepanjang kariernya BJ Habibie
telah mempersiapkan berbagai wahana industrialisasi dan pusat Iptek serta
meletakkan tonggak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingati
setiap tanggal 10 Agustus.
Pada saat ini IABIE sedang
melakukan reinventing program pengiriman
kembali lulusan SMA ke luar negeri dengan skema yang sesuai dengan kondisi
sekarang serta memberikan solusi ke Pemerintah terkait dengan pengiriman lewat
skema offset.
Kebijakan Presiden Joko Widodo
memacu pembangunan infrastruktur memerlukan dukungan banyak SDM ahli dibidang
teknis maupun pembiayaan.
Sehingga pembangunan
infrastruktur bisa terwujud dengan kualitas yang baik dan bisa berlanjut tanpa
kendala yang berarti di waktu mendatang.
Selain itu pembangunan berbagai
proyek infrastruktur perlu melibatkan aspek audit teknologi yang bertujuan
untuk mengedepankan kepentingan komponen lokal dan melibatkan seluas-luasnya
tenaga kerja lokal.
Pemerintah hendaknya tidak
memberikan cek kosong begitu saja kepada pengusaha asing untuk memilih dan
menentukan sendiri spesifikasi teknologi yang akan diterapkan di negeri ini.
IABIE membuat cetak biru yang
disampaikan kepada pemerintah terkait dengan pentingnya membentuk lembaga untuk
mengelola sistem offset terkait dengan berbagai
macam belanja ke luar negeri maupun pembangunan berbagai macam infrastruktur. Offset dapat diartikan sebagai
mekanisme timbal balik.
Lembaga offset yang diinisiasi IABIE
sebaiknya diisi oleh para ahli yang mengerti tentang alih teknologi, konsultan
pendidikan internasional dan ahli tentang bisnis dan nilai tambah industri.
Lembaga offset harus mengerti betul tujuan
ekonomis dari offset yang bisa memperluas
lapangan kerja dan mengoptimalkan devisa keluar negeri.
Selanjutnya lembaga offset juga harus memahami betul
tujuan alih teknologi di berbagai tingkatan. Idealnya lembaga offset dibentuk oleh Presiden dan
harus mampu berkoordinasi lintas kementerian.
Sehingga belanja kementerian dan lembaga
negara lain keluar negeri dengan jumlah nominal tertentu, sebaiknya ditempuh
dengan mekanisme offset.
Begitu juga ada ketentuan offset tersendiri bagi perusahaan
patungan swasta dan pemerintah, atau swasta murni, bagaimana permberlakuan offset yang ideal. Lembaga offset harus mampu menjalankan
fungsi strategisnya yakni inventarisasi potensi yang bisa dikembangkan terkait offset.
Kemudian memiliki data-base yang
akurat terkait perusahaan-perusahaan dalam negeri yang mampu menerima offset. Kemudian melakukan
monitoring dan pengawasan terhadap pelaksanaan offset
serta mengatasi jika ada hambatan di lapangan.
Skema offset
sebaiknya mencakup transfer teknologi, co-production
atau produksi bersama di Indonesia untuk komponen dan struktur,
serta fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.
Yang terdiri dari direct offset dan indirect offset. Direct offset merupakan
kompensasi yang langsung berhubungan dengan kontrak pembelian. Sedangkan indirect offset atau biasa disebut offset komersial biasanya berbentuk
buyback, bantuan
pemasaran/pembelian alutsista yang sudah diproduksi oleh negara berkembang
tersebut, produksi lisensi, hingga transfer teknologi dengan mendidik SDM.
Perjanjian kontrak pengadaan
sebaiknya menekankan transfer of technology (ToT)
dengan mengirimkan SDM untuk belajar dan magang di luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar