Selasa, 14 Juli 2020

MENDORONG BEASISWA PENDIDIKAN KORAN KOMPAS Rabu, 15 Juli 2020

πŸ“œπŸŒΊπŸ“œπŸŒΊπŸ“œπŸŒΊπŸ“œ

Euro Management Indonesia IN MEDIA

Bimo Sasongko
President Director I Founder
Ketua Umum IABIE - Ikatan Alumni Program Habibie
Sekjen IAJ - Ikatan Alumni Jerman

Bimo Sasongko, diliput oleh salah satu media terbesar di tanah air dan dimuat langsung pagi ini dengan artikel yang berjudul MENDORONG BEASISWA PENDIDIKAN di:

KORAN KOMPAS
Rabu, 15 Juli 2020
Hal. 16 Kolom Sosok


BIMO SASONGKO, BSAE, MSEIE, MBA
President Director & CEO I Founder

πŸ“œπŸŒΊπŸ“œπŸŒΊπŸ“œπŸŒΊπŸ“œ



KO M PA S , R A B U, 1 5 J U L I 2 0 2 0
Sosok

Bimo Joga Sasongko

Mendorong Beasiswa Pendidikan

Bimo Joga Sasongko (48) ingin Indonesia memiliki sumber daya manusia yang unggul.Salah satu cara yang dilakukan adalah menggratiskan biaya belajarbahasa asing kepada anak muda yang akan kuliah ke luar negeri.
Sosok BJ Habibie yang dihargai kepakarannya di dunia internasional mendorong Bimo ingin menciptakan lebih banyak Habibie di Indonesia. Tahun 2003, Bimo mendirikan lembaga konsultasi pendidikan internasional Euro Management Indonesia di Jakarta. Lembaga ini memberikan konsultasi dan pendampingan kepada lulusan SMA ataupun S-1 yang mau kuliah di 15 negara.

Program ini berbayar dan mendampingi persiapan calon mahasiswa, mendapatkan kampus yang sesuai bakat, hingga mampu beradaptasi di negara lain. Bimo ingin melanjutkan tradisi anak Indonesia berkuliah dinegara maju. Dia mencontohkan, mahasiswa dari Vietnam dan Malaysia lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa Indonesia yang belajar ke luar negeri. Dia yakin, Indonesia harus melakukan langkah serupa, mengirimkan minimal 100.000 anak muda kuliah ke negara maju. Sekarang ini, baru berkisar 30.000 orang. Tahun 2016, Bimo menggagas beasiswa kursus bahasa asing gratis yang diampu pengajar pro-

ARSIP PRIBADI
Ester Lince Napitupulu fesional dari Euro Management. Pemberian beasiswa kursus bahasa asing gratis selama satu hingga dua semester menjadi bagian tanggung jawab sosial perusahaan. Sebab, Bimo prihatin melihat masih minimnya jumlah anak muda Indonesia yang kuliah di negara maju yang merupakan pusat peradaban dunia kini. Bimo yang merupakan pendiri dan Presiden Direktur Euro Management Indonesia yang dihubungi di Jakarta, Senin (13/7/2020), bersemangat menjelaskan pentingnya Indonesia mengirimkan para pemuda terbaik ke luar negeri. Beasiswa kursus bahasa asing gratis di Euro Management Indonesia sudah menjangkau sekitar 15.000 lulusan SMA, guru, tentara, PNS, dan masyarakat umum. ”Saya mendirikan Euro Management Indonesia tidak untuk bisnis murni. Setelah mempunyai uang, saya ingin memotivasi anak Indonesia ke luar negeri. Nah, pada tahun 2016 itulah saya mulai memberi kursus bahasa asing gratis. Ada tujuh pilihan bahasa asing, yakni Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Jepang, China, dan Korea,” ujar Bimo. Program kursus bahasa asing gratis itu semakin diminati banyak orang. Namun, karena Euro Management Indonesia hanya ada di Jakarta, peserta terbatas dari Jabodetabek. Sejak pandemic Covid-19, Bimo mulai melirik kursus daring sehingga mereka yang di daerah bisa ikut seleksi. ”Kursus bahasa asing ini, kan, gratis ya. Jadi yang diutamakan yang punya motivasi kuat, yang aktif dan serius. Kalau mereka bagus, kami dampingi untuk mencari beasiswa kuliah di luar negeri,” tutur Bimo. Dulu, program beasiswa Habibie menjadi impian anak-anak terbaik Indonesia. Bimo yang lulusan SMAN 3 Bandung sebenarnya sudah diterima di Institut Teknologi Bandung. Namun, ia rela melepasnya karena ingin meluaskan wawasan global dengan meraih pendidikan di luar negeri. Dia menjadi bagian dari sekitar 4.000 lulusan SMA pada kurun waktu 1980-an hingga 2000-an yang mendapat beasiswa program Habibie untuk kuliah di sejumlah negara maju dengan beasiswa pemerintah dan ikatan dinas.

Dia berkuliah S-1 di bidang teknik aerospace di Amerika Serikat dan lulus cum laude sehingga bisa lanjut mendapat beasiswa S-2. Krisis moneter membuat program Habibie dalam sejumlah teknologi kedirgantaraan terhenti. Orang-orang pintar yang kuliah di luar negeri dengan beasiswa Habibie tersebar di berbagai instansi, seperti pemerintahan, perusahaan Dirgantara Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), hingga ada yang tetap di luar negeri. Bimo mengabdi di BPPT hingga tahun 1998-2003 dan 2003-2010, yang di antaranya diselingi kuliah lagi di Jerman dengan biaya sendiri. ”Di masa lalu saja, Indonesia yang masih masuk negara miskin, yang lulusan SD-nya ketika itu baru 40 persen, sudah berani mengirimkan banyak anak muda terbaik ke perguruan tinggi di negara maju untuk belajar sains dan teknologi. Saya bilang beasiswa Habibie ini fenomenal dan saya sebagai bagian anak intelektual Habibie ingin terus menghidupkan semangat ini,” ujar Bimo. Keyakinan itu yang membuat Bimo terus bergerak. ”Beasiswa kursus bahasa asing gratis itu sebagai pemancing minat. Kalau sudah bagus bahasa asing, bias terbuka jalan untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Negara lain. Jadi saya buat sistem beasiswa untuk dapat beasiswa,” kata Bimo. Sebagai bakti menerima beasiswa dari pemerintah, Bimo dan alumni bersepakat untuk membentuk Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE). Pada 2013, Bimo menjumpai Habibie. Dia ingat pesan Habibie soal pendirian IABIE agar anak-anak terbaik bangsa Indonesia ini berbuat terbaik untuk bangsa. ”Kami diingatkan tidak boleh sombong, takabur, dan harus inklusif. Tidak boleh eksklusif. Itu pesan Pak Habibie. Jadi kami inklusif, netral, tidak berpolitik. Kami terdiri dari orang berbagai aliran, tetapi bersatu di bawah IABIE, di bawah kenetralitasan, ”tutur Bimo. Program beasiswa model Habibie, ujar Bimo, layak dilanjutkan. Untuk itu, IABIE pun mendorong supaya pengiriman lulusan SMA kuliah ke luar negeri dengan beasiswa pemerintah pusat dan daerah diadakan lagi, plus ikatan dinas untuk kepentingan bangsa.

Bimo J Sasongko
Lahir: Bandung, 4 Februari 1972
Pendidikan:
- S-1 Aerospace Engineering North Carolina State University, Amerika Serikat (1999)
- Master of Science Engineering in Industrial and Management System Engineering di Arizona State University (1996)
- Master of Business Administration di Fachhochschule Pforzheim, Jerman (2001)
Pengalaman Kerja:
- Pendiri dan Presiden Direktur Euro Management Indonesia (2003sekarang)
- Business Development Manager BPPT (2003-2010)
Organisasi:
- Ketua Umum Ikatan Alumni Program
Habibie (IABIE), 2016-sekarang
- Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan
Cendekiawan Muslim Se-Indonesia
(ICMI), 2017-sekarang

Minggu, 12 Juli 2020

BJ Habibie dan Jembatan Udara

BJ Habibie dan Jembatan Udara

Bimo Sasongko
President Director & CEO | Founder
EURO MANAGEMENT INDONESIA


Sepanjang bulan Juni sangat istimewa untuk Bangsa Indonesia. Istimewa karena empat dari Presiden RI lahir di bulan Juni, yakni Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, dan Joko Widodo. Presiden ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ) Habibie, di lahirkan pada 25 Juni 1936 di Pare-pare, Sulawesi Selatan.

Ada peran sejarah BJ Habibie untuk mewujudkan impian Ibu Pertiwi yang menginginkan adanya jembatan udara Nusantara, yang menghubungkan kepulauan Indonesia dan kawasan regional.Serta mampu mendarat pada bandara perintis di daerah terpencil.

Semua Presiden RI senantiasa berpikir keras demi mewujudkan kemajuan bangsa. Presiden ke-3 RI BJ Habibie sejak remaja hingga akhir hayat, langkah dan sumpahnya berorientasi pada impian Ibu pertiwi. Impian itu semakin mengkristal ketika Habibie muda pada 1955 bertemu dengan Presiden pertama RI.

Saat itu Bung Karno menyatakan impian-impian Ibu Pertiwi terkait dengan pentingnya kemandirian di sarana-prasarana perhubungan di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan kapal laut dan pesawat terbang yang dibuat di dalam negeri dan dilakukan dengan kompetensi putra-putri bangsa sendiri.

Dalam perjalanan sang waktu, harapan dan keinginan Bung Karno di atas telah diwujudkan oleh BJ Habibie. Karena berhasil mendirikan bermacam wahana transformasi teknologi dan industri. Serta menyiapkan SDM unggul yang mampu bekerja sama dan bergotong-royong mewujudkan impian Ibu Pertiwi.

Selain menyiapkan wahana dan SDM kelas dunia, BJ Habibie telah menyiapkan cetak biru pembangunan infrastruktur bangsa yang berbasis kemandirian dan proses nilai tambah optimal yang berarti bagi perekonomian bangsa.

Pemerintahan saat ini seyogianya melanjutkan tahapan dan kerja detail dari BJ Habibie dalam membangun berbagai infrastruktur.

Pembangunan Infrastruktur selayaknya dipersiapkan secara matang dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dan proses rancang bangunnya harus melibatkan semaksimal mungkin pihak dalam negeri.

Dengan dihapuskannya program R80 dan N245 dari proyek strategis nasional (PSN) maka bisa terjadi mislink SDM kedirgantraan bangsa.

Rakyat berharap kepada Presiden Jokowi agar meninjau kembali penghapusan program R80 dan N245. Hal itu agar tidak terjadi musnahnya kompetensi dari ribuan ahli penerbangan/kedirgantaraan.

Brain drain SDM kedirgantaraan tentunya akan memperburuk ekosistem industri kedirgantaraan nasional dan menyebabkan ketergantungan terhadap asing.

Pada era new normal akibat pandemik Covid-19, meskipun dunia industri penerbangan menjadi suram, namun “badai pasti berlalu", lalu industri penerbangan akan berperan lebih tangguh dan teknologi penerbangan akan mengalami lompatan yang berarti.

Peran jembatan udara bagi negara kepulauan seperti Indonesia semakin strategis. Untuk itu, pemerintah perlu menjalankan strategi yang jitu.

Pertama, Indonesia mesti tetap melakukan rekayasa dan rancang bangun sevcara mandiri. Lewat rancang bangun pesawat N219, R80, dan N245.

Kedua, strategi dengan melakukan rekayasa dan rancang bangun, modal bersama dengan mitra, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Ketiga, strategi mengundang mitra dari negara yang menguasai teknologi tinggi untuk berinvestasi dan memindahkan kompetensi teknologi tingginya ke Indonesia.

Strategi nomor tiga ini ikut terlibat dalam pengembangan teknologi tinggi dunia dalam strategic partnership . Meskipun dampak pandemik Covid-19 sangat dahsyat, namun tetap perlu menjadikan Indonesia bagian dari supply chain industri penerbangan dunia.

Dengan demikian akan menjadikan SDM Indonesia tidak hanya ter-upgrade dengan perkembangan teknologi terkini, tetapi juga sekaligus bisa mewujudkan pekerjaan outsourcing teknologi tinggi masuk ke Tanah Air.

Kondisi pesawat komuter saat ini yang dipakai untuk penerbangan perintis juga masih sarat dengan masalah. Jumlah pesawat dan SDM penerbangan yang mendukung penerbangan perintis masih kurang. Pesawat komuter kebanyakan bekas pakai atau sewa dari luarnegeri. Kompetensi SDM bangsa di bidang teknologi dan industry dirgantara merupakan satu dari sedikit negara yang memiliki SDM terbaik.

Perlu dicatat untuk mencetak SDM bangsa itu diperlukan anggaran besar dan waktu yang panjang. Para ahli bidang dirgantara tidak hanya berkarier di dalam negeri melainkan juga terlibat langsung dalam berbagai proses pembuatan pesawat terbang terkemuka dunia, seperti Airbus maupun Boeing.

Proyek pengembangan pesawat R80 yang sebelumnya masuk dalam PSN dikerjakan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI). Sedangkan proyek pesawat N245 digarap oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan LAPAN.

Pesawat N245 merupakan modifikasi atau pengembangan yang berbasis pesawat CN235 yang dirancang bangun dan diproduksi pada era Menristek BJ Habibie pada era 80-an.

Kegiatan R80 tahap pertama ( phase 1) berupa preliminary design dibiayai secara private atau pribadi oleh Presiden ke-3 RI BJ Habibie.

Sebenarnya status PSN dibutuhkan hanya untuk menunjukkan adanya dukungan moril dari pemerintah dan itu menunjukkan supremasi bangsa di bidang industri dirgantara.

Political will dari pemerintah itu sebenarnya bisa menjadi modal sosial untuk melangkah ke fase pengembangan R80 berikutnya, yakni tahap strategic investment dan tahap komersial.

Meskipun dampak pandemik Covid-19 sangat dahsyat, namun tetap perlu menjadikan Indonesia bagian dari supply chain industri penerbangan dunia.

Dengan demikian akan menjadikan SDM Indonesia tidak hanya ter-upgrade dengan perkembangan teknologi terkini, tetapi juga sekaligus bisa mewujudkan pekerjaan outsourcing teknologi tinggi masuk ke Tanah Air.

URGENSI BANTUAN DAN KREDIT MAHASISWA

URGENSI BANTUAN DAN KREDIT MAHASISWA

Bimo Joga Sasongko  
Ketum IABIE

     
Pandemi Covid-19 menurunkan daya beli masyarakat termasuk kemampuan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Tahun ajaran baru atau tahun akademik kali ini sangat berat bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

 Angka putus sekolah dan kuliah bisa jadi akan melonjak jika tidak ada bantuan dan kredit pendidikan yang dikucurkan kepada mahasiswa yang orang tuanya mengalami pengrumahan dan PHK.

Rencana Dirjen Dikti Kemendikbud Prof. Dr. Nizam untuk meluncurkan bantuan dana Rp 1 triliun bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) perlu segera diwujudkan.

Direncanakan sebanyak 441 ribu mahasiswa akan menerima bantuan tersebut. Idealnya rasio pembagian bantuan sepertiga diberikan untuk mahasiswa PTN dan dua-pertiga diberikan untuk mahasiswa PTS.

Jumlah PTS di Indonesia 3.800 buah. Di Jawa Barat saja ada 278 PTS yang tersebar di 27 kabupaten/kota, sedangkan PTN di seluruh Indonesia tidak melebihi 300 PTN.

Demikian pula dengan jumlah mahasiswa di Indonesia kini sekitar 8 juta mahasiswa, maka  sepertiganya berada di PTN dan duapertiganya ada di PTS.

Bantuan dan kredit mahasiswa selain untuk membayar biaya kuliah juga untuk menunjang sistem pembelajaran jarak jauh.

Hasil evaluasi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terhadap pelaksanaan pembelajaran daring yang telah dilakukan sejak Maret 2020 lalu menunjukkan sebanyak 8 juta mahasiswa dan 300 ribu dosen telah bertransformasi ke dalam sistem pembelajaran daring.

Dari hasil survei yang disebarkan kepada mahasiswa dan dosen, didapatkan 70 persen menyatakan pembelajaran daring dinilai baik, sedangkan 30 persen lainnya masih mengakui adanya kelemahan.

Beberapa waktu yang lalu Presiden Joko Widodo telah meminta pihak perbankan untuk mengeluarkan produk finansial baru berbentuk student loan atau kredit pendidikan.

Fasilitas pembiayaan tersebut sangat efektif untuk membantu mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu. Selain itu dengan adanya student loan bisa juga dimanfaatkan untuk pembiayaan mahasiswa yang berhasil meraih kesempatan kuliah gratis di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri tetapi memiliki hambatan biaya akomodasi.

Perlu skema kredit mahasiswa yang tidak memberatkan dan tidak berisiko terjadinya kredit macet dikemudian hari. Kredit mahasiswa bisa mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) mahasiswa di negeri ini yang masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

            Jumlah Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia sudah banyak namun tidak berbanding lurus dengan minat APK masyarakat. APK domestik merupakan jumlah penduduk rentang usia 19-23 tahun yang belajar di PT dibagi dengan rentang usia tersebut yang seharusnya belajar di PT.

Kini APK Indonesia ke PT sebesar 29 persen. Sebagai perbandingan APK di Korea Selatan mencapai 80 persen, Malaysia 40 persen, Thailand 54 persen, Singapura 78 persen. Saat ini terdapat 4.550 Perguran Tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta. Belum lagi kehadiran universitas asing, semakin menambah jumlah PT di negeri ini.

Jumlah PT banyak tetapi APK-nya kecil. Hal itu disebabkan 70 persen PT daya tampungnya sedikit. Sebagai perbandingan PT di negara-negara Uni Eropa hanya ada sekitar 2 ribu perguran tinggi.

Bahkan, jika dibandingkan dengan Tiongkok, jumlah PT di tanah air masih lebih banyak. Jumlah PT di negeri tirai bambu itu hanya sekitar 2.824, padahal penduduknya beberapa kali lipat lebih banyak dibanding Indonesia.

Dalam kondisi pandemi pemerintah mesti bekerja keras mendongkrak APK, tetapi tanpa melupakan kualitas pada semua tingkatan pendidikan mulai S-1 hingga S-3. Kehadiran universitas asing merupakan keniscayaan untuk mendongkrak APK.

Strategi untuk mendongkrak APK juga bisa melalui usaha untuk meningkatkan jumlah pengiriman WNI kuliah ke luar negeri. Karena kualitas dan tradisi ilmiah serta keunggulan riset di universitas terkemuka dunia yang sudah tumbuh ratusan tahun tidak mungkin dicangkok atau dipindah secara instan ke Indonesia.

Karena hal itu sudah berakar kuat dengan budaya bangsanya. Juga sudah bersenyawa dengan karakter dan etos kerja bangsa maju itu. Dengan demikian kualitas PT asing yang beroperasi di tanah air tidak bisa sama dengan kualitas di negara asalnya.

Pemerintah harus ikut menentukan besaran biaya kuliah PT asing. Banyak alasan yang mengharuskan universitas asing bisa berbiaya lebih murah, karena beberapa perguruan tinggi terbaik dunia telah menerapkan sistem yang lebih murah dan praktis. Bahkan menawarkan seluruh mata kuliahnya secara gratis lewat internet.

Jangan sampai biaya kuliah PT asing lebih mahal dibandingkan dengan jika pemuda Indonesia kuliah langsung ke luar negeri. Apalagi fakta menunjukkan jika mereka langsung belajar di LN bisa lebih banyak mendapatkan nilai tambah dan lebih adaptif dengan kemajuan zaman.

Kini kita bisa melihat bahwa proses perkuliahan dan materi pelajaran dapat diunduh secara mudah. Bahkan, Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah menyediakan ribuan materi mata kuliah secara gratis. Mata kuliah itu bisa diunduh secara rinci dan lengkap lewat internet.

 *) Ketua Umum Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE). Lulusan North Carolina State University.