Rabu, 08 Desember 2021

GURU INSPIRATIF Bimo Sasongko Koran Sindo Jumat, 26 November 2021 Hal 13 Kolom Opini

 Bimo Sasongko

Founder I President Director & CEO

Ketum IABIE-Ikatan Alumni Program Habibie

Ketum IAJ-Ikatan Alumni Jerman

WasekJen ICMI


Pemerintah menetapkan tema yang diusung pada Hari Guru Nasional (HGN) 2021, “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”.

HGN yang diperingati setiap 25 November diwarnai desakan perlunya peningkatan profesionalitas guru. Dalam situasi pandemi Covid-19 dan masalah sosial yang semakin mengemuka dibutihkan banyak guru inspiratif dan mampu menjadi penggerak daya kreativitas bagi para siswa. 

Hal yang dibutuhkan Indonesia dalam kondisi saat ini adalah guru yang kreatif, panjang akal, inovatif, bekerja berdasarkan panggilan jiwa sehingga pikiran dan hatinya akan terus tergerak melihat lingkungan sosialnya. Peringatan HGN masih diwarnai masalah laten terkait dengan nasib guru honorer yang masih mengenaskan. Aksi unjuk rasa guru honorer yang memperjuangkan nasibnya telah terjadi secara sporadis di seluruh Tanah Air.

Masalah guru honorer yang tidak kunjung selesai telah menguras energi bangsa dan menenggelamkan isu strategis yang lain. Seperti program untuk membentuk guru berkualitas global yang mampu membangkitkan kreativitas berbasis sumber daya lokal. Padahal, kreativitas merupakan kunci daya saing bangsa mengahadapi era Industri 4.0 dan kondisi dunia yang semakin dilanda oleh disrupsi di segala bidang kehidupan.

Menyelesaikan masalah guru honorer dan program mencetak guru berkualitas tidak bisa lepas dari masalah anggaran. Untuk ke depan pemerintah harus bisa merestrukrisasi anggaran pendidikan yang telah mencapai 20%. Dengan jumlah anggaran pendidikan sebesar itu mestinya masalah laten guru honorer bisa terurai di daerah sehingga masalahanya tidak mengalir seperti air bah ke pemerintah pusat.

Karena kurangnya pemahaman terkait impelemntasi anggaran pendidikan, banyak daerah yang melakukan bias sasaran, pemborosan hingga modus korupsi. Padahal jika anggaran pendidikan itu dilaksanakan secara tepat maka masalah guru bisa direduksi setiap tahunnya sehingga seiring waktu masalah guru bisa berkurang secara pasti.

Melihat struktur APBN terlihat bahwa tanggungjawab dan distribusi anggaran pendidikan telah dilimpahkan kepada daerah, baik provinsi maupun kabupaten dan kota. Sayangnya, pelimpahan tersebut belum di sertai kesiapan daerah dalam mengelola anggaran sehingga bisa tepat sasaran dan bisa mereduksi persoalan guru.

Peringatan HGN 2020 sebaiknya dijadikan kesempatan untuk merancang postur guru nasional yang idela untuk meningkatkan daya saing bangsa. Postur gurunasional yang jumlahnya sekitar tiga juta orang merupakan elemen bangsa yang amat penting untuk membangun karakter dan rasa optimisme serta mencetak SDM unggul yang terbarukan.

Saat ini Kemendikbud Ristek sedang meningkatkan metode pembelajaran pengelolaan manajemen sekolah negeri maupun swasta pengembangan keterampilan pendidikan sains, tekonologi, teknik, dan matematika (STEM) dan peningkatan kemampuan siswa Indonesia dalam highorderthinkingskills (HOTS). Keberhasilan program di atas sangat tergantung kepada faktor guru.


Profesi guru memiliki peran strategis untuk menyadarkan bahwa Indonesia adalah negara besardenganpotensiluarbiasa, namun belum didayagunakan seoptimal mungkin. Para guru mampu berperan mewujudkan gerakan Indonesia kreatif dan inovatif yang berbasis ruang kelas. Saatnya menjadikan kelas di sekolah sebagai lumbung  kreativitas.


Guru mampu mendorong kegiatan kreatif apa pun ben- tuknya di dalam kelas hingga menjadi entitas ekonomi yang tangguh di suatu daerah. Kegiatan itu mendasarkan diri pada filosofi alamiah tentang kemampuan merakit pada embrio makhluk hidup setelah mengalami fertilisasi. Gen yang mengatur dan mengendalikan proses dan kemampuan merakit diri sejaksel telur hingga terus membelah diri menjadi bentuk dan performansi yang paripurna disebut sebagai gen-gen homeotik atau homeotic genes Pada diri anak manusia, gen tersebut terletak di bagian tengah kromosom 12, yang bisa dianalogikan sebagai proses kreativitas alamiah yang sangat  menakjubkan.


Filosofi momeotik sebaiknya dijadikan landasan para guru untuk mengembangkan daya kreativitas bagi anak didiknya. Sehingga bermacam proses kreatif anak bangsa bisa membelah diri sesuai dengan karakter dan relevansinya masing-masing sehingga mampu memfasilitasi potensi lokal untuk bersaing secara global.


Program ke depan hendaknya bisa meningkatkan mutu akademik sekaligus bisa membentuk lumbung kreativitas anak bangsa. HGN merupakan titik tolak untuk mewujudkan guru ideal yang menjadi sosok inspiratif dan penggembleng karakter bagi siswa. Hingga saat ini sosok guru yang inspiratif      dan adaptif dengan kemajuan     dunia jumlahnya masih sedikit. 


Untuk membentuk guru yang ideal dan sumber inspirasi dibutuhkan wahana dan ke- sempatan bagi guru untuk mengikuti perkembangan global.Wahana tersebut untuk menunjang proses pengajaran serta meningkatkan profesionalitas guru. Adapun kesempatan yang harus diberikan untuk guru adalah mengikuti pendidikan lanjutan ke luar negeri atau mengikuti bermacam event tentang perkembangan metode pendidikan global dan teknologi yang relevan.


Guru harus memiliki tekad kuat yang bisa membuat bangsanya melakukan lompatan ke- majuan yang tidak kalah dengan bangsa lain. Sayangnya, kini masih banyak guru yang kondisi kesehariannya bertolak belakang dengan pengembangan profesionalitas. Banyak guru yang jauh dari buku-buku aktual yang bermutu,hilangnya kebiasaan diskusi, menulis, apalagi melakukan riset atau penelitian ilmiah. Impitan ekonomi dan kurang kondusifnya budaya kerja menyebabkan para guru hanya bisa menghitung hari.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar