Rabu, 20 Juli 2016

Tribun Jabar - Mencetak Generasi Emas



Mencetak Generasi Emas
Oleh: Bimo Joga Sasongko
Alumni SMAN 3 Bandung tahun 1990
President Director & CEO Euro Management Indonesia

Mengantar anak pada hari pertama sekolah memiliki makna dn spirit yang sangat penting. Tahun ajaran baru hendaknya menjadi momentum segenap bangsa untuk mewujudkan generasi emas.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan perlu melakukan transformasi pendidikan menuju peradaban Indonesia yang maju. Sistem pendidikan nasional harus diarahkan untuk memebentuk karakter anak yang unggul dan sesuai dengan tantangan zaman. Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti  “to mark: atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter unggul berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti punya kepercayaan diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, inovatif dan mandiri.

Pembanguan karakter bangsa perlu metode yang efektif. Sehingga bisa diserap dengan baik oleh generasi saat ini. Film Rudy Habibie yang merupakan sekuel dari Habibie & Ainun merupakan salah satu metode untuk pembangunan karakter bangsa. Karena film tersebut mengandung banyak pesan kebangsaan dan nilai perjuangan anak bangsa dalam menggapai cita-cita diri dan bangsanya. 

Konten film Rudy Habibie merupakan contoh kisah nyata bagaimana generasi emas terbentuk pada zamannya. Dalam film ini terkandung nilai perjuangan anak bangsa yang selalu berusaha menggenggam semangat zaman. Habibie muda yang biasa dipanggil Rudy memulai perjuangannya dari kota Bandung sejak 1950 ketika masih duduk di bangku SMA. Terpicu oleh sahabat karibnya di SMAK Dago Bandung yang bernama Lim Keng Kie, Rudy harus meninggalkan Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung lalu berjuang keras menjadi mahasiswa RWTH Aachen (Rheinisch Westfalische Technische Hochschule Aachen). RWTH Aachen merupakan perguruan tinggi yang tertua di Jerman yang didirikan untuk menunjang tahapan revolusi industry di negeri tersebut.

Film Rudy Habibie selain memiliki kisah seru nan unik juga bisa menjadi motivasi kebangsaan bagaimana cara mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul. Sepanjang hayatnya BJ Habibie yang juga sebagai Presiden RI ketiga telah mempersiapkan berbagai wahana industrialisasi dan pusat Iptek serta mencetak ribuan SDM unggul untuk menjalankan berbagai bidang pembangunan.

Begitu detailnya mencetak SDM unggul untuk pembangunan nasional. Ketika menjabat Menteri Riset dan Teknologi, para penerima beasiswa luar negeri (BSLN) maupun beasiswa dalam negeri (BSDN) yang menjadi programnya mendapat perhatian setiap saat. Bahkan Habibie selalu menumbuhkan tanda tangan dan memberikan catatan kaki pada setiap laporan semester dari para mahasiswa anak didiknya. Hal itu merupakan fenomena luar biasa mengingat kesibukan dirinya sebagai seorang menteri yang merangkap puluhan jabatan penting lainnya.

Dengan berbagai cara pembiayaan, Habibie berusaha mencetak generasi emas. Betapa ngototnya Habibie untuk mendapatkan pembiayaan dari APBN hingga pembiayaan dengan caranya yang unik yakni melalui cara offset atau timbale balik bagi perusahaan asing yang mendapatkan proyek di tanah air. Selain offset produksi di dalam negeri, juga dilakukan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan bagi putera-puteri bangsa ke luar negeri.

Sebagai sosok yang memahami budaya dan etos kerja bangsa Jerman, Habibie berusaha sebanyak-banyaknya mencetak SDM Zeitgeist demi terwujudnya tinggal landas bangsa menuju kemajuan. Istilah zeitgeist berasal dari bahasa Jerman yang berarti jiwa dari suatu waktu atau roh zaman. SDM Zeitgeist harus mampu menciptakan nilai tambah yang sebesar-besarnya bagi bangsanya, serta memiliki daya inovasi dan proses kreatif yang tinggi.

Sebelum Google mempopulerkan istilah zeitgeist, para pejuang kemerdekaan RI seperti Ruslan Abdulgani sering menggunakan istilah tersebut untuk menggembleng para pemuda. Semangat revolusi kemerdekaan pada prinsipnya dipompa oleh para tokoh yang mampu mengendalikan semangat zaman. Dalam revolusi digital, istilah zeitgeist dikemukakan oleh Google yang member makna tersendiri sebagai “the general intellectual, moral and cultural climat of an era” atau intelektual, moral dan kultur umum pada suatu era. Dalam mplementasi teknologi informasi, Google menjadikan zeitgeist sebagai perangkat atau navigator yang mampu menjelaskan apa saja yang popular dalam pencarian.

Sebaiknya pemerintahan Presiden Jokowi saat ini mencontoh strategi BJ Habibie dalam membuat perjanjian kontrak pembangunan infrastruktur, pembelian alutsista, hingga pembelian satelit. Semestinya menekankan transfer of technology (ToT) dengan mengirimkan SDM untuk belajar dan magang di luar negeri. Skema offset yang digariskan BJ Habibie mencakup transfer teknologi, coproduction atau produksi bersama di Indonesia untuk komponen dan struktur, serta fasilitas pemeliharaan dan transfer teknologi dengan mendidik SDM.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar