Rabu, 24 Januari 2018

Tahun Rekonsiliasi SDM Transportasi

Memasuki tahun 2018 diharapkan terwujud rekonsiliasi bagi sumber daya manusia (SDM) sektor transportasi. Hal itu seperti yang telah diharapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang tengah berusaha sekuat tenaga melakukan rekonsiliasi antara angkutan konvensional dan angkutan daring. Konflik antar-SDM transportasi di negeri ini yang selama ini terjadi sangat tajam dan meluas di berbagai kota, pada 2018 diharapkan bisa terjadi kerukunan bersama.

Pemerintah telah berusaha bertindak adil dalam menyelesaikan persoalan dan mengatasi silang sengketa di antara dua pihak. Keduanya harus dikembangkan bersama sebagai moda transportasi dan untuk mendongkrak produktivitas bangsa.

Dikotomi angkutan berbasis aplikasi teknologi informasi atau angkutan daring dengan angkutan konvensional pada 2018 tidak perlu ada lagi. Semua pihak saatnya mengakhiri dan mencegah konflik horizontal dan kekerasan persekutif terkait dengan konflik antar-SDM angkutan.

Konflik antara angkutan kota daring versus konvensional menimbulkan kondisi zero sum game. Konflik tersebut membuat keduanya rugi, begitu juga dengan masyarakat. Angkutan daring masih banyak kekurangannya dalam hal aksesibilitas aplikasi. Aplikasi masih mudah dimanipulasi dan cenderung menghindari pajak. Seperti halnya kegiatan ekonomi bawah tanah.

Kiranya perlu audit teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap aplikasi angkutan daring. Hal itu agar tata kelola usaha dan perlindungan konsumen terjaga dengan baik. Apalagi pembuat dan pemilik aplikasi adalah pihak asing yang berpotensi menyedot dana masyarakat secara mudah. Dalam waktu singkat investor asing mendapat keuntungan besar jika usahanya tidak mengalami konflik berkepanjangan dengan pengusaha angkot konvensional.

Pemerintah daerah perlu menggalakkan difusi inovasi layanan daring atau aplikasi terhadap perusahaan angkutan umum konvensional. Keniscayaan, aksesibilitas pada angkutan daring menimbulkan perluasan dan diversifikasi yang besar pada usaha logistik lokal hingga nasional. Sistem logistik dan jasa kurir segera menyatu dalam platform bersama. Jasa pengiriman paket, produk hingga bahan baku industri telah menjadi kegiatan insourcing yang volumenya semakin membesar dari waktu ke waktu.

Aksesibilitas sangat tergantung pada daya inovasi suatu bangsa. Pemerintah perlu mendorong terwujudnya platform otentik yang khas Indonesia untuk mengimplementasikan berbagai macam aplikasi untuk bermacam usaha dan konten lokal.

Saatnya seluruh elemen bangsa menyambut bangkitnya era platform dengan kondisi faktual di dalam negeri. Mengingat platform merupakan ekosistem yang sangat berharga dan berpengaruh yang dapat dengan cepat dan mudah mengukur, mengubah dan menggabungkan plank atau fitur-fitur baru, pengguna, konsumen, vendor dan rekanan.

Semakin menjamurnya perusahaan rintisan atau start-up yang membangun platform dan plank yang lebih kolaboratif akan mampu merangkul konsumen secara efektif. Kapasitas inovasi nasional maupun inovasi daerah perlu diarahkan untuk menciptakan platform yang searah dengan perkembangan ekonomi digital. Para inovator negeri ini perlu mengatasi fenomena aplication is eating the world.

Kapasitas inovasi juga perlu mengkaji lebih dalam fenomena long tail economic, yang merupakan pergeseran ekonomi, dalam hal ini produk utama dan pemimpin pasar yang jumlahnya hanya beberapa menuju niche-niche kecil yang jumlahnya banyak. Pergeseran seperti itu diprediksi akan meningkat berbanding lurus dengan waktu. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya biaya produksi dan distribusi khususnya dalam bisnis online.

Layanan transportasi berbasis aplikasi memang kurang sinkron dengan UU tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya dan UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Perlu mencari solusi terkait irisan krusial antara aspek inovasi teknologi dengan aspek hukum dan regulasi. Solusi tersebut hendaknya bisa atasi rintangan pengembangan SDM transportasi terkait inovasi teknologi dan ekonomi digital.

Perlu antisipasi sebaik mungkin terkait sistem online dan berbagai macam aplikasi yang menyuburkan bermacam modus ekonomi bawah tanah. Ekonomi bawah tanah cenderung menghindari pajak dan kewajiban tertentu. Ekonomi bawah tanah adalah aktivitas ekonomi yang tidak terdaftar dalam lembaga resmi. Modus di atas kini sudah memakai sistem online. Ekonomi bawah tanah menyebabkan sulitnya pemerintah membuat ukuran yang pasti mengenai transaksi dan nilai tambah yang harus dikenai pajak. Karena nilai transaksi dan aktivitas tersebut tidak tercatat.

Inovasi tentang aplikasi layanan jasa akan terus berkembang dan membutuhkan kreativitas terus menerus. Bisa jadi inovasi angkutan daring akan tumbang dengan kreativitas model bisnis yang baru.

Ada model bisnis yang menarik terkait dengan asumsi di atas. Hal itu bisa kita lihat di kota Paris, di sana ada model bisnis yang menyewakan sepeda secara gratis.

Model bisnis yang dikenal dengan istilah Velib, kependekan dari velo libre atau sepeda gratis. Usaha itu telah beroperasi pada 1.451 stasiun dengan jumlah sepeda yang dioperasikan mencapai ratusan ribu. Model gratis di atas sangat menguntungkan masyarakat dan para wisatawan dalam aktivitas transportasinya.

Sementara operator sepeda gratis di atas juga memperoleh keuntungan dari sisi yang lain, seperti kerja sama mutual dengan pusat perbelanjaan atau restoran di sekitar pangkalan sepeda gratis. Karena data menunjukkan bahwa pemakai sepeda gratis tersebut cenderung membelanjakan uangnya di dekat pangkalan sepeda tersebut.

Sistem usaha transportasi dan logistik ke depan pada prinsipnya merupakan jaringan fasilitas dan sistem informasi logistik dan angkutan yang menghubungkan hulu sampai dengan hilir. Arah tersebut kini juga diwarnai dengan adanya aktivitas insourcing. Beberapa perusahaan multinasional kini tidak sekadar mengirim paket, melainkan juga menangani berbagai aspek logistik secara modern dan terpadu hingga ke unit-unit kecil.

Transformasi bisnis dan pengembangan SDM transportasi perlu training yang efektif. Transformasi bisnis dan SDM transportasi harus terpadu dengan infrastruktur transportasi seperti terminal, depo bahan bakar dan depo pemeliharaan. Juga infrastruktur logistik seperti pergudangan, fasilitas kontrol mutu dan infrastruktur penunjang lainnya.


Bimo Joga Sasongko, Pendiri Euro Management Indonesia, Ketua Umum IABIE





Tidak ada komentar:

Posting Komentar