Selasa, 02 Januari 2018

Leafrogging untuk SDM

BIMO JOGA SASONGKO
Ketua Umum IABIE,
Pendiri Euro Management Indonesia

Memasuki 2018 perlu mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) bukan dengan cara atau langkah yang biasa biasa saj. Melainkan perlu Leafrogging atau lompatan besar dalam membentuk SDM yang unggul dan berkelas dunia.

Menginjak 2018 kita sangat prihatin melihat indeks pendidikan Indonesia.

Tak kurang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, ekonomi Indonesia tumbuh di level lima persen, itu menjadikan Indonesia masuk tiga besar negara G20 dengan partumbuhan yang cukup tinggi, setelah China dan India.

Namun, kualitas SDM Indonesia masih kalah dari negara ASEAN yang lain. Kualitas manusianya masih tertinggal dari negara tetangga. Menurut MENKEU, hal itu bias dilihat dari tes di lapangan.
Dibandingkan Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam dalam hal tiga jenis tes untuk kategori membaca, matematika, sains, alhasil Indonesia ada dibawah. Bahkan, kalau diuji seluruhnya, kita jauh tertinggal dibandingkan Vietnam

Bangsa ini tidak diboleh mengikari kenyataan berada di peringkat bahwa dalam hal pendidikan. Justru kondisi riil itu pada 2018 harus menjadi cambuk untuk mengejar ketertinggalan hingga peringkat naik signifikan.

Kondisi memilukan di atas juga ditunjukan dari hasil survey Progammer for International Student Assessment ( PISA ), yang menunjukan posisi Indonesia di urutan 64 dari 72 negara yang disurvei.

Penilaian dilakukan terhadap performa akdemis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun di seluruh dunia dalam matematika, ilmu pengetahuan, dan membaca. Tujuannya, menguji dan membandingkan prestasi anak anak demi peningkatan metode pendidikan dan hasilnya di setiap negara.

Melihat hasil survey di atas, tak pelak lagi kita harus berusaha sekuat tenaga melakukan Leafrogging dalam mengembangkan SDM nasional.

Dibutuhkan program nasional unggulan di bidang pendidikan, yang bias mencetak atau membentuk secara missal SDM kelas dunia.

Perlu restrukturisasi program penjaringan SDM kelas dunia yang sudah ada, tapi hasilnya belum optimal. Istilah Leafrogging, secara harfiah berarti lompatan katak, yang merupakan lompatan hebat pembangunan bangsa, khususnya dalam bidang pengembangan SDM.

Istilah Leafrogging pada mulanya digunakan untuk menyebut strategi pembangunan yang progresif dan transformative, dengan merujuk dua negara, yakni Jerman dan Jepang yang memiliki lompatan hebat setelah kalah perang dan alami kehancuran total.

Menyosong 2018, pemerintah telah menyiapkan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas SDM bangsa.

Hal itu terlihat dari perintah presiden Joko Widodo dari Istana Bogor kepada semua pihak yang terlibat pengolahan dana abadi pendidikan agar mereka lebih produktif , programnya terukur dan tepat sasaran. Presiden ingin terjadi lompatan besar terkait SDM untuk pembangunan.

Salah satu program strategis nasional untuk pembentukan SDM kelas dunia lewat dana pendidikan Indonesia.

Selama ini dana pendidikan Indonesia dikelolah Lembaga Pengolahan Dana Pendidikan (LPDP), yang penerimaanya berasal dari investasi dana abadi.

Kini dana tersebut telah terakumulasi sekitar Rp 31 triliun. Masyarakat berharap, program LPDP yang merupakan investasi pemerintah dibidang SDM segera direstrukturisasi, baik secara organisasi, operasional, maupun metode seleksi.

Sejalan dengan yang ditekankan  Presiden, kesempatan untuk meraih beasiswa dan pendanaan program LPDP seyognya tidak salah sasaran.

Program itu jangan justru banyak direbut oleh orang kaya yang notabane sudah memiliki dana dan fasilitas.

Tahun ini LPDP menyiapkan dana sekitar Rp 3 triliun untuk memberikan beasiswa kepada 12 ribu orang . Restrukturisasi LPDP harus menyentuh aspek pengolahaan dan metode seleksi hingga mencakup banyak negara yang dituju oleh penerima beasiswa.

Karena selama ini pengiriminan mengelompok ke negara tertentu. Padahal, pusat inovasi teknologi dan kemajuan  peradaban kini semakin menyebar di muka bumi.

Restrukturisasi program LPDP juga harus mengatur lebih baik lagi terkait penyerapan alumni dengan ikatan dinas yang sesuai kondisi zaman. Konsep ikatan dinas secara garis menyatakan, pihak pertama harus memberikan kontribusi terhadap pihak kedua atau pun sebaliknya dan bersifat mengikat dalam periode tertentu.

Ikatan dinas perlu disepakati sebelum para awardee berangkat keluar negeri. Substansi surat ikatan dinas harus sangat jelas, termasuk penempatan dan kewajiban setelah lulus pada lembaga pemerintah ataupun BUMN.

Semua sudah diarahkan sangat detail dan sistemis sesuai kebutuhan pembangunan bangsa. Langkah restrukturisasi LPDP juga mencakup efektivitas durasi beasiswa. Perlu durasi belajar para beasiswa yang di imbangi dengan pengalaman bekerja di luar negeri

Dengan memberikan kesempatan bekerja di luar negeri, para penerima beasiswa ini dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari  secara langsung, diperusahaan ataupun organisasi internasional, dan dapat mendapatkan pengalaman serta jaringan yang sangat bermanfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Arah dan sasaran LPDP perlu segera dirombak agar bias ikut serta menggalakan program vokasioanl atau kejuruan yang berbasis apprentice, untuk membangunkan nilai tambah lokal yang diibaratkan raksasa yang masih tertidur.

Esensi nilai tambah lokal adalah berbagai usaha produksi atau jasa yang berlangsung di Tanah Air. Di mana proses pengolahannya menggunakan teknologi dan inovasi sehingga memiliki harga yang lebih tinggi atau berlipat ganda jika dibandingkan harga bahan mentahnya.

Dengan prinsip nilai tambah yang genuine bangsa Indonesia tidak sudi lagi mengimpor bahan mentah tanpa diolah secara signifikan terlebih dahulu. Program vokasional berbasis apprentice adalah kunci suksesnya indsutrilisasi di negara maju.

Apprenticeship dalam istilah bahasa Indonesia bisa disederhanakan artinya menjadi pemagangan.
Apprenticeship adalah bentuk pendidikan kerja yang mengombinasikan pelatihan  di tempat kerja dengan pembelajaran berbasis di sekolah, terkait kompetensi dan proses kerja yang ditentukan secara khusus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar