Selasa, 17 Mei 2016

Koran Jakarta - Investasi SDM Daerah

Investasi SDM Daerah

Oleh  Bimo Joga Sasongko*


Presiden Joko Widodo kecewa terhadap kepala daerah karena rendah dalam menyerap anggaran. Banyak daerah belum membelanjakan anggaran. Hingga akhir 2015 masih banyak anggaran provinsi, kabupaten dan kota mengendap di bank-bank yang merupakan  dana transfer dari pemerintah pusat. Jumlahnya mencapai 90 triliun rupiah. Pada akhir April 2016, jumlahnya meningkat menjadi 220 triliun. Dana tersebut sangat besar karena  sepanjang tiga bulan pertama tahun ini penyerapan anggaran secara nasional baru 280 triliun.

Serapan anggaran daerah yang buruk  mengindikasikan,  ada masalah birokrasi atau aparatur sipil negara (ASN) daerah. Mereka  tidak siap dengan tata kelola pemerintahan berbasis teknologi. Inovasi daerah masih rendah. Padahal ini penting untuk mewujudkan pemerintahan yang melayani.  Selama ini birokrasi terkurung rutinitas sehingga kurang memiliki daya inovatif. Perlu menata etos kerja ASN daerah agar  mampu mendayagunakan infrastruktur e-Goverment seefektif mungkin sesuai dengan tatakelola dan standar global.

Untuk ini diperlukan terobosan untuk mencetak birokrat unggul sejak dini. Pemerintah daerah perlu  investasi sumber daya manusia (SDM) dengan mengirim   lulusan sekolah menengah untuk belajar ke luar negeri dengan beasiswa. Selama ini pemerintah daerah sudah mengirimkan SDM ke perguruan tinggi dalam negeri seperti Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan   lainnya dengan status ikatan dinas. Karena konvergensi teknologi dan pesatnya kemajuan tata kelola korporasi global, maka perlu juga terobosan dengan mengirimkan putra-putri daerah ke luar negeri.

Para lulusan sekolah menengah terbaik di daerah diberi kesempatan  kuliah dan  magang di negara maju agar mempelajari  tatakelola korporasi serta  berbagai inovasi seperti bidang  teknologi e-Sourcing. Ini  sekarang diintegrasikan dengan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik atau e-Procurement. Teknologi e-Sourcing bukan hanya  katalog elektronik untuk keperluan pengadaan barang dan jasa. Ini diperlukan  inovasi agar  bisa menjadi aplikasi atau alat bantu analisis dan  rujukan standar teknis barang.

Negara maju seperti Amerika Serikat (AS) saja telah lama memperhatikan pentingnya inovasi birokrasi daerah. Sejak 1992  AS menerapkan National Performance Review yang fokus menilai dan evaluasi kinerja pemerintah daerah, utamanya manajemen sumber daya.

Mencetak ASN daerah berkelas dunia searah dengan inisiatif dan kerja sama Indonesia dengan Uni Eropa. Perbaikan tata kelola pemerintahan telah menjadi penekanan kerja sama pembangunan Uni Eropa-Indonesia 2016. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend membantu hibah setengah miliar euro untuk pendidikan dan tata kelola pemerintahan. Negara-negara Uni Eropa memiliki sejumlah inisiatif dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan demikian, Eropa  pantas menjadi tujuan pengiriman mahasiswa.

Strategis
Pengiriman mahasiswa ke luar negeri  oleh pemerintah daerah merupakan bagian dari investasi SDM yang sangat strategis. Sejarah kebangkitan nasional bangsa-bangsa  dunia juga diwarnai dengan langkah mengirimkan para pemuda ke luar negeri.  Biaya pemerintah daerah  untuk beasiswa pemuda ke luar negeri  harus dipandang sebagai investasi produktif, tidak semata-mata konsumtif tanpa manfaat balikan atau rate of return.  Investasi modal manusia selalu berjangka panjang.

Sejak awal dekade ini, para pembuat kebijakan negara maju, terutama Eropa telah meningkatkan perhatian terhadap mahasiswa internasional. Banyak negara Eropa memfasilitasi para mahasiswa internasional untuk belajar dan bekerja di industri ternama. Bahkan beberapa tahun belakangan, Uni Eropa telah membuat kebijakan imigrasi yang menjamin kepastian hukum status mahasiswa internasional.

Mereka juga memberi kesempatan luas untuk mengakses lapangan kerja baik selama maupun setelah lulus. Selain itu, juga dibuat skema pencarian kerja pascastudi agar mahasiswa internasional mudah mengakses dunia kerja. Kesempatan ini harusnya ditangkap pemerintah daerah.

Untuk menghadapi tantangan bangsa ke depan dibutuhkan profil ASN kreatif dan inovatif. Keterbatasan sumber daya dan kompleksitas kependudukan hanya bisa diatasi dengan kebijakan yang inovatif. Pada saat ini birokrat harus mampu meningkatkan kapasitas inovatif di lingkungannya. Juga pentingnya penguatan sistem inovasi dalam berbagai eselon birokrasi.

Birokrasi harus memiliki akal panjang untuk menerobos berbagai persoalan pelik dengan kondisi dana yang sangat terbatas. Perlu memetik pengalaman dari negara maju. ASN hendaknya piawai mengambil contoh sukses tentang peningkatan kapasitas inovasi daerah yang pernah dilakukan di negara maju. Misalnya di daerah Austin dan Cleveland di Amerika Serikat. Disana program penguatan kapasitas inovasi daerah berhasil menjadikan derah itu menjadi rumah dari puluhan konsorsium industri semikonduktor. Dengan cara mengembangkan Advanced Research Park yang menghasilkan berbagai produk unggulan dunia. Masih banyak contoh lainnya yang berkembang di Amerika Serikat dengan program serupa, yakni Sillicon Valley, Arizona, Florida, Wichita, dan lain-lain.

Perkembangan teknologi dan tren dunia telah menyajikan berbagai inisiatif menuju smart work. Mestinya ASN mampu mendayagunakan infrastruktur e-Goverment seefektif mungkin sesuai dengan tatakelola dan standar global.
       
Pengadaan infrastruktur layanan elektronik oleh ASN sudah merata hingga kedaerah. Namun, manfaat layanan elektronik masih belum optimal karena lemahnya kapasitas inovasi. Layanan elektronik merupakan keniscayaan untuk mencapai efektifitas pemerintahan.

Buruknya penyerapan anggaran juga disertai dengan overhead cost yang tinggi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Selama ini resources daerah sebagian besar tersedot untuk biaya rutin eksekutif dan legislatif daerah. Apalagi manajemen resources Pemda berupa penggunaan input dan pengelolaannya untuk menghasilkan output dan outcome masih belum mengedepankan inovasi dan kreativitas. Untuk itu diperlukan transformasi menuju pemerintahan daerah yang efektif dengan mencetak SDM berdaya saing global lewat pengiriman mahasiswa ke luar negeri.

Penulis  Alumnus Arizona State University dan North Carolina State University, Amerika Serikat


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar