Selasa, 04 Oktober 2016

Mengembangkan SDM Perkeretaapian

Mengembangkan SDM Perkeretaapian

Peringatan ke-71 Hari Kereta Api Nasional pada 28 September diwarnai dengan pembangunan berbagai infrastruktur perkeretaapian di seluruh pelosok tanah air. Pembangunan diatas membutuhkan SDM perkeretaapian dalam jumlah yang banyak. Terdiri dari SDM ahli hingga teknisi dan bisnis serta pemasaran jasa perkeretaapian.

Perlu didirikan Universitas Kereta Api Nasional yang bertempat di Kota Bandung. Universitas tersebut untuk mengintegrasikan berbagai portofolio keahlian yang terkait dengan perkembangan industri dan operasi kereta api. Beberapa diklat atau pusat latihan yang dimiliki oleh PT KAI bisa bersinegri dengan perguruan tinggi dan konsultan pengembangan SDM internasional sebaiknya membidani lahirnya Universitas Kereta Api. Hal itu seperti halnya Telkom University (TelU) yang sangat efektif menghasilkan SDM yang sangat berkempeten dan berdaya saing dibidang TIK dan industri kreatif.

Hari jadi kereta api tahun ini sebaiknya dijadikan tonggak untuk membenahi dan mencetak SDM perkeretaapian yang berkemampuan global. Latar belakang sejarah perkeretaapian nasional dimulai setelah proklamasi Kemerdekaan RI. Para karyawan yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari penjajah Jepang. Langkah heroik diatas meneguhkan bahwa mulai 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Peristiwa itulah yang menjadi dasar ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api nasional.

Pemerintah tengah mengembangkan infrastruktur perkeretaapian secara besar-besaran seperti proyek pembangunan kereta api (KA) super cepat Bandung-Jakarta, pembuatan jalur kereta api di luar Pulau Jawa (Sulawesi, Kalimantan dan Papua),  pembangunan  Kereta Api Ringan (Light  Rail Transit / LRT) terintegrasi di beberapa kota, seperti Bandung, Palembang, DKI Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Serta proyek untuk mengaktifkan kembali jalur KA yang selama ini telah mati. Seperti jalur Bandung-Ciwidey, jalur Rancaekek-Tanjung Sari Sumedang, dan jalur mati lainnya.

Tentunya untuk menunjang pembangunan infastruktur diatas dibutuhkan pengembangan SDM lewat pendidikan dan pengiriman ke luar negeri untuk belajar perkeretaapian modern.  Selama ini PT KAI telah melakukan benchmarking ke negara lain dengan mengirimkan SDM ke Prancis, Jepang dan Tiongkok. Pengiriman tersebut meliputi berbagai macam keahlian dan meliputi seluruh jenjang karyawan. Menurut data, 1837 karyawan telah dikirim ke Tiongkok untuk mendalami perkeretapaian.

Terkait dengan pengembangan SDM, pembangunan KA Cepat yang  digarap PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebaiknya mengacu dan sesuai dengan UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Pembangunan sebaiknya terfokus kepada tahapan penguasaan teknologi dan industri dalam arti yang sebenar-benarnya. Serta dilakukan penuh totalitas oleh putra-putri bangsa sendiri.

Untuk membangun sisten perkeretaapian nasional yang canggih, yang memadukan antara KA komuter atau perkotaan, KA biasa, hingga KA cepat/supercepat diperlukan penguasaan teknologi dan industri perkeretaapian yang ditopang oleh SDM teknologi yang andal dan jumlahnya cukup.

Komitmen direksi PT KCIC yang menyatakan bahwa proyek pembangunan KA cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan tenaga kerja nasional harus dirumuskan secara detail. Perlu perencanaan SDM dan audit teknologi KA cepat agar dikemudian hari program ini bisa berlanjut dan berkembang sesuai arah perkeretaapian nasional yang bisa mencapai kelas dunia.

Proyeksi KA cepat Jakarta-Bandung yang akan menyerap 39 ribu tenaga kerja pada saat konstruksi, 20 ribu tenaga kerja konstruksi transit oriented development (TOD), dan 28 ribu pekerja saat operasi TOD harus dirumuskan secara detail.

Pengembangan perkeretaapian nasional selain membutuhkan pelaksana pembangunan infrastruktur oleh BUMN dan wahana industri perkeretaapian, juga membutuhkan lembaga riset dan inovasi untuk mengembangkan KA cepat dimasa mendatang. Tentunya lembaga riset dan inovasi ini membutuhkan sangat banyak SDM teknologi yang mampu menguasai teknologi KA supercepat yang sesuai dengan tren dunia.

Perlu mengirimkan mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi dan pusat industri KA supercepat. Sehingga dalam kurun waktu lima tahun kedepan SDM teknologi ini sudah bisa mengisi lembaga strategis di atas.

Betapa dinamisnya riset dan inovasi terkait dengan KA supercepat dewasa ini. Kita bisa menengok inovasi dan riset yang dilakukan oleh perusahaan KA nasional Prancis SNCF. Selama ini SNCF merupakan pusat dunia terkait dengan pengembangan KA canggih berkecepatan sangat tinggi. Yakni Train Grande Vitesse (TGV) yang terus menerus berinovasi membuat rekor dunia dalam hal kecepatan tempuh.

Selain aspek kecepatan, SNFC juga melakukan berbagai riset dan inovasi terkait dengan value conscious. Survei SNFC menunjukkan bahwa pada saat ini faktor kecepatan saja tidaklah cukup untuk menjadi daya tarik penumpang KA di benua Eropa. Dengan kondisi ini maka SNFC selain terus mengembangkan teknologi KA cepat juga berinovasi terhadap layanan, antara lain bekerja sama dengan Disneyland untuk merancang gerbong TGV yang memiliki fasilitas hiburan fantastis bagi keluarga.

Para pemuda lulusan SMA di negeri ini sebaiknya diarahkan untuk belajar KA supercepat di Prancis. Karena negara itu selama ini terbukti memberikan transfer teknologi yang jelas dan komprehensif kepada negara lain, termasuk dengan Tiongkok. Transformasi perkeretaapian nasional menuju penerapan KA supercepat perlu strategi dan cetak biru yang tepat yang dikerjakan secara mandiri oleh putra-putri bangsa. Kemandirian itulah yang menjadi roh dari Undang-undang Perkeretaapian Nasional.

Keberhasilan transfer teknologi KA supercepat oleh pemuda Indonesia sangat menentukan perkembangan perkeretaapain nasional dan sekaligus menjadi solusi bagi masalah yang akan timbul. Pengoperasian KA Cepat Jakarta-Bandung tentunya akan sarat masalah berikutnya.


BIMO JOGA SASONGKO, Pendiri Euro Management Indonesia, Ketua Umum Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar